by : Rudyfillah El Karo.
Sahabat Syurgaku,..
Kita mungkin sering mendengar, mentaddaburi dan membaca
tafsir surah Ash Shaff : 4, bahkan di Mimbar-mimbar jum’at dan di
Pengajian-pengajian sering menjadi topic pembahasan. Mari coba kembali kita
taddaburi ayat ini sekali lagi, namun dari sisi yang berbeda, sisi Akademis.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang
berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu “Bangunan” yang tersusun
kokoh.” (Ash Shaff : 4).
Perantanyaan yang muncul di benak saya saat membaca tafsir
ayat ini bukanlah pada dorongan dari Allah kepada hamba-hamba-Nya untuk
berjihad di jalan-Nya dan mengajarkan kepada mereka bagaimana yang seharusnya
mereka lakukan, dan bahwa sepatutnya mereka berbaris secara rapi dalam jihad
tanpa ada celah dalam barisan, dimana barisan mereka tersusun rapi dan tertib
yang dengannya dicapai kesamaan antara para mujahid, saling bantu-membantu,
membuat musuh gentar dan membuat semangat. Namun lebih pada kata “Bangunan” yang tertera pada ayat
tersebut.
Mengapa harus bangunan?!! Ada apa dengan bangunan?!!
Bukankah ada besi yang memiliki struktur lebih Solid atau
Intan Murni yang strukturnya seolah bisa menembus benda keras apapun??!!
Mari kita coba telaah lebih mendalam tentang bangunan.
Secara Teknis Bangunan memiliki Komponen penyusun Beton untuk menahan Beban
Tekan, Tulangan untuk menahan beban Tarik. Bangunan juga terdiri dari Pondasi,
Struktur bawah, Struktur atas dan juga Atap. Bangunan juga punya Bagian
structural untuk menahan beban dan bagian non structural yang didesain untuk
menahan beban sendiri.
Seolah tidak ada yang special dari bangunan, krna semua
penjelasan diatas standart, semua juga tahu, dan semua orang bisa menganalogikan.
Misalkan dengan Analogi Pondasi adalah Syahadat, Tiangnya adalah Sholat,
Tulangannya adalah Zakat dan Sedekah, Atapnya adalah Puasa dan Arsitekturnya
adalah Berhaji. Kita bisa bebas mempresepsikan sesuai akal kita.
Namun Tahukah kita, bahwa Bangunan yang komponen utamanya
adalah Beton tidak akan menjadi sesuatu yang kokoh jika terjadi Pemisahan
antara Agregat Kasar (kerikil) dan Halus (pasir) atau dalam teknik sipil
Disebut dengan Segregasi. Hal ini bisa karena kurangnya air pada pengadukan,
komposisi campuran yang tidak merata (Istilah teknik Sipil : Gradasi kurang
baik), atau penggunaan Alat yang tidak sesuai.
Lalu, apa hubungannya dengan penegakan Agama Allah seperti
yang disebutkan dalam surah Ash Shaff : 4 diatas??!!
Sahabat Syurgaku,…
Sesungguhnya penegakan Agama Allah dimuka bumi tidaklah bisa
dilakukan sendiri-sendiri, golongan per golongan, Harokah per harokah atau
gerakan per gerakan. Penegakan Agama Allah haruslah disokong dari semua aspek
kehidupab. Dalam dakwah tidak boleh ada Segregasi, pemisahan pergerakan
berdasarkan golongan ataupun profesi, krna dakwah bukan hanya milik lulusan
pendidikan Agama, namun juga milik kalangan profesionalisme. Dakwah bukan hanya
milik gerakan tertentu, namun juga milik umat Islam seluruhnya.
Allah menyebutkan Bangunan kokoh karena bangunan kokoh
tersusun merata dengan komposisi yang seimbang antara Batu ukuran besar, kecil,
pasir, semen dan air. Agama Islam yang kokoh juga hanya bisa dicapai dengan
begeraknya semua kalangan untuk menjaganya, baik kalangan dokter, Sipil, Hukum,
Petani dll. Semua bergerak bersatu, satu kata dan satu tujuan menegakkan Islam
dengan komposisi yang pas juga. Tidak
ada diskriminasi, hanya karena dia bukan dari Pendidikan Agama dia tidak boleh
berdakwah dan memberi pandangan mengenai syariat. Krna dia dari kelompok
berbeda, fatwanya sudah “pasti” salah.
Segregasi (Pemisahan) kelompok dalam Islam hanya akan
membuat komponen-komponen penyusun dakwah ini tidak akan pernah mencapai
barisan yang kokoh. Mari kita renungkan, berapa banyak umat Islam di dunia??
Berapa banyak kalangan profesinalisme dari umat Islam??, Berapa banya professor
dan ilmuwan dari Ummat Islam??, berapa banyak Pergerakan untuk menegakkan
kalimat Allah di Dunia?? Mungkin puluhan, Ratusan atau Ribuan??. Namun mengapa umat
Islam masih dibantai dan kita terlihat bagai Buih di Lautan??
Sahabat Syurgaku,..
Dalam buku Majmu’atur rasail, Hasan Al Banna pernah
mengatakan bahwa Perbedaan itu adalah keniscayaan, maka bukan saatnya kita
berdebat dalam perbedaan. Hilangkan segregasi dalam upaya penegakan Agama
Allah. Alangkah indahnya jika semua komponen dakwah ini bersatu padu, merata
dan dengan komposisinya masing-masing.
Komposisi yang dimaksudkan disini adalah bahwa semua
menegakkan Agama Allah di bidang keahliannya, tidak ada lagi ungkapan bahwa
dakwah milik Ustadz, namun yang ada adalah dakwah milik kita bersama. Dengkan
dukungan ilmu dari Ulama kita.
Mari kita mulai dari kelompok-kelompok kecil,
komunitas-komunitas, yayasan lembaga yang tadinya hanya berlabelkan Islami
tanpa pergerakan kita jadikan penuh dengan semangat penegakan syariat Allah.
Komunitas profesional kita warnai agar menjadi sarana dakwah.
Ingatlah bahwa komunitas Islami, kelompok Islami dan Lembaga
Islami itu bukanlah lembaga ceremonial saja, yaitu membuat acara kajian
mingguan, bulanan, tahunan saja. Namun harus punya konsep dan tujuan yang jelas
dalam menegakkan Agama Allah.
Inilah yang disebut sebagai campuran yang padu dalam
membentuk bangunan Islam, bahwa semua lini kehidupan tersusun dengan visi dan
misi yang sama. Jika anda menjadi Semen (Ulama), jadilah penyatu dan berikan
pemahaman Islam yang syamil. Jika anda adalah kerikil baik kecil atau Besar
(Profesionalisme), maka jadikanlah kehidupan masyarakat Islami dari yang paling
kecil sampai Besar. Jika anda menjadi Air (Akademisi), maka jadilah jembatan
antara ‘ulama dan Profesionalisme dalam menyamakan presepsi.
Hingga nanti suatu saat bangunan Islam yang kokoh itu akan
berdiri, jangan berhenti bergerak. Siapapun kita dan apapun Profesi kita,
Tetaplah dalam visi menegakkan Agama Allah.
Wallahu’alam bishowab
== Rudyfillah el Karo ==