Minggu, 21 Oktober 2018

Sabar dalam Rumah Tangga


Sabar dalam Rumah Tangga

by : Rudyfillah el Karo




Rumah tangga sakinah bukanlah yang terbebas dari ujian. Rumah tangga sakinah adalah yang mampu menghadapi ujian bersama seraya berpegang teguh pada syariat-Nya. Mereka bersama-sama saling memahami, memberi solusi dan menjadikan Al Qur'an sebagai landasan dalam menjalankan rumah tangganya.
Adakalanya ujian adalah sarana peningkatan kualitas keimanan seseorang. Misalnya, ketika seorang istri menemui hal yang tidak menyenangkan dari suaminya, jangan mudah untuk berpikir pisah atau cerai. Sebab, bisa jadi Itu pertanda lemahnya kesungguhan dalam menjaga keutuhan rumah tangga, harua ada rasa sabar dalam menghadapi masalah ini. Karena masuk syurga itu tidak mudah.

“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap Muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya,” (HR Bukhari).

Islam telah menetapkan syariat yang mengandung berbagai macam cara, pengarahan dan solusi bagi berbagai macam permasalahan dalam pernikahan, sehingga suami dan isteri bisa menikmati hidup bahagia bersama, dan masing-masing merasa tenang dan tenteram asal semua pihak mau bersabar satu sama lain serta merealisasikan ajaran Islam dengan benar.

*Perbedaan Itu Sunatullah*
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, sering kita jumpai perbedaan antara suami istri yang berujung dengan pertikaian dan perceraian. Padahal jika kita pandai menyikapi masalah yang hadir di tengah-tengah keluarga insyaAllah tidak akan terjadi pertikaian apalagi sebuah perceraian.

Perbedaan dalam hubungan suami istri seolah menjadi sunatullah yang sulit untuk kita hindarkan, terutama perbedaan karakter dan kepribadian. Bila di antara anak bersaudara saja yang terlahir dari satu rahim dan tumbuh kembang dalam satu asuhan saja banyak terjadi perbedaan, maka sudah sewajarnya pasangan suami istri terjadi perbedaan. Maka jika kita tidak pandai menyikapi perbedaan dengan bijak dan penuh kesabaran cita-cita luhur saat mengikrarkan janji setia akan menguap tak berbekas.

Kita dalam keluarga haruslah saling memahami. Dengan mengedepankan hati, isnyaAlloh menjadi pintu pertama untuk memunculkan rasa saling menghargai dan terbangunnya kecocokan dengan pasangannya. Inilah sesungguhnya yang menjadi dasar kenyamanan dalam berumah tangga. Saling menghargai dan saling memahami. Karena dalam hidup ini tidaklah ada manusia yang sempurna. Tidaklah ada laki-laki bak superman maupun wanita bak wonderwoman yang tidak memiliki cela, kecuali junjungan kita Nabi Muhammad.

Rasululloh SAW telah memberikan resep bagi kita  dalam menyikapi perbedaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga ini.

حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جَعْفَرٍ حَدَّثَنِي عِمْرَانُ بْنُ أَبِي أَنَسٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَفْرَكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَر

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim dari Abdul Hamid bin Ja'far berkata; telah menceritakan kepadaku `Imran bin Anas dari Umar bin Al Hakam dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Janganlah suami yang beriman membenci istri yang mukminah karena jika ia tidak menyukai satu perangainya tentu ada perangai lain yang ia sukai.(H.R Imam Muslim).

*Sabar itu memaafkan dan mau meminta maaf*
Tingakatan tertinggi dari kesabaran adalah mau meminta maaf meski bukan kesalahannya, dan langsung memaafkan ketika dia merasa disakiti. Suami/istri merupakan partner hidup selama puluhan tahun kedepan. Itu artinya akan ada banyak sekali kesalahan yang akan terjadi diantara kesuanya. Jika mereka tidak memproduksi ucapan maaf yang banyak, maka bisa dipastikan tidak akan ada kenyamanan dalam menjalani rumah tangga.
Seorang wanita memiliki jalan pintas menuju syurga asalkan dia tidak berbuat maksiat dan selalu mencari ridho dari suaminya. Rasululloh SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An Nasa'i :

الا اخبركم بنسائكم من أهل الجنة؟ الودود الولود، العؤود على زوجها، التى إذا أذت او أوذيت جاءت حتى تأخذ بيد زوجها ثم تقول: والله لا أذوق غمضا أو نوما حتى ترضى.( رواه النساء)

Artinya: "Maukah kalian aku beritahukan tentang istri-istri kalian yang termasuk ahli surga?" Yaitu mereka yang besar kasih sayangnya, subur (banyak anak), mudah minta maaf kepada suaminya, yang apabila bersalah atau disakiti dia segera mendatangi suaminya dan memegang tangannya seraya berkata:"Demi Alloh aku tidak akan memejamkan mata atau tidur sehingga engkau ridho (memaafkan)". (H.R An Nasa'i)

Mungkin akan terasa sangat berat, bahkan akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari bisikan syithan, *Kok aku terus yang mengalah?* , *Sabar itu ada batasnya* , *Harusnya dia yang minta maaf* dll. Namun itulah sesuatu yang kewajiban kita. Diri kita harus selau berlatih dan berlatih untuk selalu mengalah dan mengalah. Mengalah bukan berarti kalah, namun dengan mengalah sesungguhnya itulah salah satu kemuliaan hati seorang istri yang ingin mendambakan surga sebagai bukti kesabarannya.

Kesabaran tidak akan hadir dalam hati kita secara tiba-tiba namun kesabaran bisa kita miliki dengan banyak berlatih dan belajar. Kesabaran itu bisa diperoleh dengan hal hal berikut :
1. Memperbanyak belajar syariat Islam, semakin kita memahami syariat maka semakin faham arti kesabaran.
2. Memperbanyak ibadah dan dzikir kepada Allah, dzikir selalu menenangkan pikiran, melunakkan hati yang keras, dan melapangkan dada yang sempit. Dengan banyak berdzikir kita semakin kuat dalam menghadapi bisikan-bisikan syaithan yang ingin merusak rumah tangga.
3. Belajar berfikir tenang, kedewasaan akan membuat orang berfikir tenang dan tidak mudah panik. Dengansemakin dewasa pemikiran kita, maka semakin sabar menghadapi masalah rumah tangga.
4.  Ingat bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan. Sebagaimana QS. Al-Insyirah ayat 5-6, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Teruslah memohon kepada Allah agar selalu dikaruniakan kesabaran dalam menghadapi satu persatu ujian dalam rumah tangga.

 رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir...

Wallahu'alam..