Sabtu, 25 April 2015

Surat Cinta Untuk Para Istri (dari para Suami)..

Surat Cinta Untuk Para Istri..
By: Rudyfillah El Karo.


Wahai para wanita mulia..
Tahukah engkau bahwa pesonamu adalah sumber semangat kami para suami.
Pesona yang engkau taburi dengan hiasan iman,.
Pesona yang engkau sampaikan dengan santun pada kami.
Dengan bahasa lembut dan penuh kharisma,..
Bahasa yang akan kami jadikan sebagai perindu disaat kita jauh.

Ada pengorbanan dalam setiap sentuhanmu, yg membuat kami teguh bersamamu.
Engkau temani kami sejak kami bukan apa-apa dengan kesabaraan,.

Senin, 20 April 2015

Mengapa Takut Di Kritik??

Mengapa Takut Di Kritik??

By: Rudianto Surbakti.



Saudaraku...
Sering kita berharap jika karya kita akan memuaskan semua orang.
Bekerja keras, dengan obsesi karya tanpa cela.
Karena memdapati selalu ada yang kurang dan tak sempurna.

Jika pada Allah saja, manusia masih sering merasa Dia tidak adil.
Jika Rasulullah yang Mulia saja masih banyak dibenci kaum kafir.
Maka adakah engkau berharap karyamu akan memuaskan kesemua manusia ?
Masihkah engkau berharap jika karyamu tidak mendapat kritik ?

Jika mendapatkan pengakuan baik dari semua manusia adalah mustahil, 
Mari kita mulai berfikir untuk tidak khawatir terhadap kritik lagi.
Karena hanya dengan kritiklah engkau akan bangun, dengan kritiklah engkau akan menjadi lebih baik.
Meski kadang terasa pahit, namun itu adalah pil yang paling menyehatkan ide-idemu.

"Orang yang paling aku sukai adalah orang yang menunjukkan kesalahanku." (Umar bin Khattab)

"Jika karena pandangan itu aku dikatakan tidak mengerti. Aku bersyukur kepada Allah semoga hal itu bisa mengurangi beban hisabku di hadapan Allah." (Abdul Latif Khan).

Ingatlah seharusnya terdapat kesyukuran yang terselip diantara kritik yang ada.
Karena dengan kritiklah kita akan tahu apa itu menjaga hati.
Fahamilah terdapat kenikmatan diantaranya.
Yaitu kenikmatan pengakuan bahwa kita adalah manusia.
Pengakuan bahwa kita adalah makhluk lemah, lemah dihadapan Allah.

Jika satu prestasi itu adalah satu bintang yang bercahaya.
Tidakkah engkau takut jika terlalu banyak bintang akan menyilaukanmu ?
Menutupi pandangan indahmu dengan silau dari ketawadhuan.
Dan kritiklah yang akan memadamkan sinar tersebut.
Membuat engkau tetap dalam lintasan yang ada.
Membuat engkau tetap terjaga dari rasa bangga.

Besyukurlah jika ada yang masih mengkritik karyamu,
Karena itu berarti Allah peduli padamu.
Karena itu berarti mereka peduli padamu.

Wallahu'alam.

®Rumah Dakwah Indonesia

Rabu, 15 April 2015

Satu Detik Lagi.

Satu Detik Lagi.

By : Rudianto Surbakti.



Sahabatku,..
Tahukah engkau kapan Malaikat maut menjemputmu?
Tahukah engkau kapan Allah akan memuliakan atau menghinakanmu?
Tahukah engkau kapan Saudaramu, Sahabatmu, dan Orang terdekatmu Meninggalkanmu?
Satu detik lagi, Ya Satu detik lagi,..

Ingatlah bahwa dalam satu detik kedepan, akan banyak hal terjadi.
Kemuliaanmu bisa runtuh, Hartamu dan Anak Istrimu bisa Hilang.
Atau satu detik lagi enggak akan berada di Sisi Maikat maut..
Satu detik lagi, satu detik yang akan menjadi sejarah.

Cobalah renungi satu detik yang baru saja terlewati..
Kemana dia pergi, dan kapankah dia kembali?
Satu detik yang baru terlewati, adakah ketaqwaan yang engkau tanam?
Ataukah maksiat, kebencian dan dusta yang engkau kerjakan?

Jika satu detik yang lalu tak pernah kembali, dan satu detik kedepan adalah kematianmu.
Maka tidak ada Alasan untuk tidak melakukan ketaatan pada Allah.
Tidak juga ada Alasan untuk menunda kebaikan..
Karena waktu yang tepat mencari ridho Allah adalah detik ini.
Waktu yang paling tepat untuk menyambut kematian kita adalah detik ini.
Ya Detik ini, Detik yg sedang kita jalani sekarang..

“Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah)..." (Al Jumu'ah : 8)

Sahabatku,..
Jika semua yang ghaib tentang waktu, tidak bisa kita ketahui..
Jika semua yang ghaib tentang penghancur nikmat (kematian), tidak bisa kita prediksi.
Maka harusnya kita tidak pernah berfikir "Satu detik lagi akan kukerjakan".

Wallahu'alam.

Selasa, 14 April 2015

Hadiah Sejuta Cinta untuk Pejuang Dakwah.

Hadiah Sejuta Cinta untuk Pejuang Dakwah.

Oleh : Rudianto Surbakti


Ketika kita menginjakkan kaki dalam barisan dakwah.
Ketika kita mulai membuka pintu hati untuk menerima amanah.
Saat itulah kita akan Allah hujani dengan berbagai definisi tentang CINTA.
Ya Cinta! Cinta yang sampai detik ini kita selalu tafsirkan dengan bahasa berbeda.

Cinta yang Pertama adalah Cinta Illahiyah.
Cinta yang Allah hujamkan kesetiap hati-hati orang yang berbaris di Jalan-Nya.
Mereka yang berjuang karena kerinduan pada Rabb nya.
Siap menginfakkan seluruh jiwa dan raganya untuk mengambil bagian dari Cinta Rabbnya, walau hanya bagai setetes air di laut.

Cinta yang kedua adalah Cinta dari Rasullullah.
Siapa yang tak mengharapkan cinta ini???
Cinta yang membayangkannya saja, membuat mata meneteskan bulir bening.
Cinta yang penuh kerinduan, kerinduan menatap wajahnya, mendengar suaranya menyebut "ummati... ummati...".
Tak ada yang lebih berhak mendapatkan cinta ini kecuali mereka yang berjuang di jalan-Nya.

Cinta ketiga adalah Cinta dari Diri Sendiri.
Ini adalah Cinta yang unik, yang kita peroleh dari diri kita sendiri.
Orang yang begerak dalam dakwah, adalah orang yang menyayangi dirinya, ia khawatir jika jasadnya tidak mendapatkan ridho Allah.
Cinta ini membawa pemiliknya senantiasa menggerakkan hati dan lisannya hanya untuk ridho Allah.
Sungguh beruntung mereka yang memperoleh cinta dari dirinya sendiri.

Cinta yang keempat adalah Cinta dari Pejuang dakwah.
Tak ada kalimat yang lebih baik di akhirat kelak kecuali ucapan dari saudara seperjuangan kita :
"Dimana si Fulan, dulu kami sama-sama berjuang di jalan dakwah ?".
Kalimat inilah yang mengetarkan penghuni akhirat, dan yang dirindukan mereka yang terpeleset.
Karena dengan kalimat ini Allah bebaskan kita dari perihnya api Neraka Jahannam.

Cinta yang kelima adalah dari malaikat.
Cinta yang Allah hujamkan pada perjuang dakwah akan menjadikan malaikat pun Cinta padanya.
Malaikat akan merindukan mereka di Syurga.
Memberikan salam dengan kalimat terbaik saat menjemputnya menuju kridhoan-Nya.

Cinta yang keenam adalah dari Keluarga.
Tak ada kecintaan yang lebih besar pada istri, suami, anak-anak daripada melihat mereka berkumpul dalam majelis Allah.
Akan ada sejuta cinta dan kesetiaan dari suami yang melihat istrinya berjibaku dalam dakwah.
Menjadi bidadari dunia dan akhirat, karena ia sadar kelak istrinya akan menjadi bidadarinya di syurga.
Dan ada berjuta keteduhan dari hati seorang istri pada suaminya yang mewakafkan diri dalam dakwah.
Keteduhan yang menjaga niat agar tetap lurus di jalan-Nya.
Tidak ada hadiah terindah di dunia melainkan seolah Istri/Suami yang berjalan di jalan dakwah.

Cinta yang ketujuh sampai kesejuta adalah Cinta dari Sasaran Dakwah.
Ada jutaan cinta, doa dan kasih sayang dari mereka yang berubah dari tangan pendakwah.
Setiap kesyukuran mereka adalah bentuk Cinta.
Setiap kebaikan mereka adalah Cinta.
Setiap perubahan mereka adalah Cinta.
Setiap jiwa-jiwa mereka yang merindukan syurga adalah Cinta.

Untukmu saudaraku, para pejuang dakwah...
Jangan tinggalkan jalan ini, tetaplah berbaris walau hanya menjadi sebutir pasir.
Jangan biarkan sejuta cinta ini terlewat...
Walau hanya satu cinta.
Karena dengan cintalah, kelak engkau mendapatkan Ridho-Nya.


Spesial untuk teman2 seperjuangan di DTI PSDM-ODOJ, Rumah Dakwah Indonesia, dan Kajian Online Hamba Allah.


Kamis, 09 April 2015

Ahammiyatu Ma'rifatullah,..

Ahammiyatu Ma'rifatullah (Mengenal Ma'rifatullah)
Disusun: Rudianto Surbakti





Dalam Islam, mengenal Allah (ma'rifatullah) adalah persoalan penting dan wajib, karena hal ini menyangkut aqidah. 
Imam Ghazali menyatakan bahwa ma'rifah adalah sebuah tingkatan kecerdasan, yaitu mengumpulkan dua atau lebih informasi untuk menghasilkan sebuah kesimpulan. Dan dari kesimpulan itulah muncul tindakan atau sikap. Bukan ma'rifah namanya bila apa yang diketahuinya tidak menghasilkan tindakan. Seseorang yang mengaku mengenal Allah, tapi tidak menghasilkan ketundukkan, ketaatan, loyalitas, dan penghambaan kepada Allah, sesungguhnya dia berlum ma'rifah kepada Allah.
Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu.
Menurut Ibn Al Qayyim : Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah)  adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.
Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.

Mengapa kita harus Mengenal Allah?
Orang yang mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa berdzikir, tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak ada ruang dan waktu larangan Allah kecuali ia menjauhinya.
Ada sebagian ulama yang mengatakan : “Duduk di sisi orang yang mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu : dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu’ (randah hati), dari buruk hati menjadi nasehat”

Pentingnya Ma’rifatullah.
-  Ma’rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup manusia selanjutnya. Karena ma’rifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan ma’rifatullah membuat banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain (binatang ternak). QS.47:12
- Ma’rifatullah adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan bersabar.
Sabda Nabi : Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidak terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi karunia ia bersyukur”  (HR.Muslim)
- Dari Ma’rifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dan rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah.
- Dari Ma’rifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti Malaikat, jin dan ruh.
- Dari Ma’rifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzahiyyah (alam kubur) dan kehidupan  akherat.


Sarana yang mengantarkan seseorang pada ma’rifatullah adalah :
Akal sehat
Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk (ciptaan) terhadap pengenalan al Khaliq (pencipta) seperti firman Allah : Katakanlah “ Perhatikanlah apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. QS 10:101, atau QS 3: 190-191
Sabda Nabi : “Berfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu” HR. Abu Nu’aim

Para Rasul
Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang ma’rifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan ) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..”  QS. 57:25
Asma dan Sifat Allah
Mengenali asma (nama) dan sifat Allah disertai dengan  perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Cara inilah yang telah Allah gunakan untuk memperkenalkan diri kepada makhluk-Nya. Dengan asma dan sifat ini terbuka jendela bagi manusia untuk mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan membuka hati manusia untuk menyaksikan dengan seksama pancaran cahaya Allah. Firman Allah :
“Katakanlah : Serulah Allah atau serulah Ar Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al husna  (nama-nama yang terbaik) QS. 17:110

Asma’ al husna inilah yang Allah perintahkan pada kita untuk menggunakannya dalam berdoa. Firman Allah :
“ Hanya milik Allah asma al husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al husna itu…” QS. 7:180  



Seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu memikirkan kecantikan, kebaikan, kelembutan, dan keramahan kekasihnya. Memikirkan hal-hal semacam itu sudah cukup membahagiakan hatinya. Selain itu, ia pun akan selalu menjaga jangan sampai kekasihnya benci dan menjauhi dirinya. Oleh karenanya,

Minggu, 05 April 2015

Mereka adalah Perusak tapi mengaku Pembangun..

Mereka Adalah Perusak Tapi Mengaku Pembangun!!

Kenapa mereka tidak pernah mau jujur kepada kita? Kemarin mereka tidak menyukai kata "Militan", mereka menuduh kata itu berbahaya. Sehingga segala atribut terkait militan harus di waspadai.



Kemudian mereka menolak kata fundamentalis. Karena tak jauh berbeda dengan militan, mereka menuduh kata ini juga bermasalah.
Kemudian datanglah giliran kata "teror" di "bully" habis-habisan. Kata ini juga di anggap bermasalah, dan dipaketkan dengan kata "al Qaida" dan "Jihad", sepenuhnya menjadi kata yang paling dicurigai.
Sekarang tibalah kata "Radikal". Kata ini diyakini sebagai penyebab munculnya semua kata di atas.
Suka tidak suka, semua makna terhadap kata di atas di hegmoni oleh pemilik kekuasan yang nota bene jika dikaitkan dengan hadist Nabi saw dari Ibn Majah tentang periodesasi sejarah manusia, adalah " malikan Jabriyan".
Mereka ini dengan sesukanya membuat konotasi dari kata dimaksud dan menjadikannya sebagai senjata untuk menghabisi siapa saja yang mereka tidak sukai. Ingat, "siapa saja yang tidak mereka sukai" dan itu bisa siapa saja.
Mereka tidak peduli jika atribut yang sudah mereka buat tentang orang atau kelompok yang tidak mereka sukai itu ternyata salah. Karena yang penting opini sudah terbentuk dan orang atau kelompok itu adalah anomali sosial yang harus dihindari jika tidak boleh disebutkan harus dimusnahkan.
Strategi di dunia hukum ( - dan tentunya hukum mereka -) tangkap dulu baru buat alasan. Dan itulah yang dibuat di wilayah lain, tuduh dan berangus dulu. Alasan menyusul. Dimana-mana dramanya mirip, Mesir sedang istiqomah melakonkan hal itu. Indonesia sebenarnya gak jauh beda.
Adalah sebuah kebodohan jika kita berharap keadilan dari pendusta. Mengharap kebenaran dari mereka yang menghilangkan rasa takut pada Allah dalam aktivitas hidupnya.
Oleh karenanya, sekarang kita harus menatap diri kita. Tinggal ada pilihan, diam dan sama saja artinya membenarkan kekurangan ajaran mereka yang berawal dan penjajahan makna kata. Atau Lawan, dan tentunya harus dilakukan dengan cara-cara hikmah yang dibenarkan dalam al Qur'an.
Hanya saja kita harus memeriksa muwashofat kita... Benarkah kita adalah mujahid atau sekedar orang yang memakai pakaian mujahid????
H Abdul Latif Khan
Tembung
3 April 2015

4th Aniversary Of Love.


Untuk Istriku,..



Mungkin engkau Pernah menanam bunga yang Cantik dan Indah..
Namun Tahukah engkau bahwa kadang Ilalanglah yang membuatmu memperhatikan keindahannya,.
Karena adanya Ilalanglah Terbersit dihatimu untuk membersihkan dan Merawatnya..
Begitu juga dengan Cinta...
Engkau mungkin punya Cinta yang Besar, tapi sering melupakan keberadaannya..
Kadang krna adanya percikan masalah kecillah engkau kemudian memperhatikan dan merawat Cintamu,..



Cinta Itu tidak ada bilangannya, Namun bisa diukur apakah dia Besar ataukah tidak..
Cinta Itu tak ada wujudnya, Namun kita sadar dia ada atau tidak,..
Cinta itu tak Bernyawa, Namun bisa diketahui ia tumbuh dan hidup ataukah tidak.

Jika mereka bilang Cinta itu menjadikanmu hilang akal, maka cintaku justru yang membuatku sadar.
Karena  cinta kita adalah Cinta yang Khas, Cinta yang tidak kita temukan dan dan dapatkan dari siapapun.
Cinta yang tidak merusak logika dan nalar, malah membangunnya,..
Cinta yang tak Memberi kekecewaan, malah membangun harapan,..
Cinta yang tak mungkin tak terbalas, malah semakin membesar setiap saat,
Cinta yang tak membutuhkan pengakuan, meski ia berada pada hati yang berbeda.
Cinta itu adalah cinta kepada Allah, Rabb semesta Alam.

Jangan bangga dengan Jabatan (amanah), Istighfarlah!!!

Jangan bangga dengan Jabatan (amanah), Istighfarlah!!!

By: Rudianto Surbakti.


Saudaraku,..
Jangan bangga dengan amanah yang ada dipundakmu. Istighfarlah, mohon pertolongan Allah agar dimudahkan dalam menjalankannya.
Betapa banyak orang dulunya orang yang hanif, kemudian ia menjadi angkuh krna jabatan.
Betapa banyak yang akhirnya dimurka Allah karna bangga dengan jabatan (amanah) yang ia emban, kemudian sirna rasa ikhlas krna Allah dihatinya??
Ada banyak manusia yang meminta jabatan, kadang secara langsung meminta atau kadang dengan cara tersembunyi. Ada juga yang ingin meraih jabatan (amanah) dengan menyingkirkan saudaranya sendiri. Ingatlah, hal demikian itu hanyalah akan menjadi penyesalan belaka.
Ingatlah telah diriwayatkan dari Abu Dzar,
قلت : يا رسول الله ألا تستعملني ؟ فضرب بيده على منكبي ثم قال : [ يا أبا ذر إنك ضعيف وإنها أمانة وإنها يوم القيامة خزي وندامة إلا من أخذها بحقها أدى الذي عليه فيها ] رواه مسلم
Saya berkata, “Wahai Rasulullah kenapa engkau tidak memberi jabatan kepada saya?” Beliau langsung menepukkan tangannya di atas pundakku, kemudian bersabda,“Ya Abu Dzar, sesungguhnya engkau ini lemah dan jabatan itu amanah, pada hari kiamat ia akan menjadi penghinaan dan penyesalan kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan hak jabatan yang menjadi kewajibannya.” (HR. Muslim)
Saudaraku, apapun posisi skrng sekarang istighfarlah, mintalah bantuan dari Allah. Karena hanya Allah lah yang mampu membantu kita dalam menjaga amanah.
Jika antm mendapat amanah dakwah, ketahuilah itu pertanda Allah masih mencintai kita, jangan sampai cintanya Allah itu justru menjadi murkanya pada kita. Jangan sampai Allah cabut amanah dakwah itu dan menyingkirkan kita dari barisan dakwah ini.
Jagalah amanah Allah itu dengan menjalankan syariatnya, menjaga keadilan diantara orang2 yang menjadi tanggungjawab kita, menjaga jangan sampai karna tangan atau perintah kita akhirnya mrka bermaksiat pada Allah.
Jagalah Amanah Allah dengan banyak bertaubat padanya, mohonkan ampun manakala kita lalai dalam menjaga Amanah..
Oleh karena itu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallammelarang seseorang memintanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut,
عن أبي سعيد عبد الرحمن بن سمرة رضي الله عنه قال قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم : [ يا عبد الرحمن ابن سمرة لا تسأل الإمارة فإنك إن أعطيتها عن غير مسألة أعنت عليها وإن أعطيتها عن مسألة وكلت إليها ] متفق عليه
Dari Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada saya, “Hai Abdurrahman bin Samurah, janganlah engkau meminta jabatan karena apabila kamu diberi jabatan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong dalam melaksanakannya dan apabila kamu diberi karena meminta maka pelaksanaan jabatan itu sepenuhnya diberikan kepadamu.” (HR. Muslim)
Wallahu'alam bi showab..

Kita adalah Manusia Kuat, yang Tak Kenal Letih

Kita adalah Manusia Kuat, yang Tak Kenal Letih

Oleh : Rudianto Surbakti



Sahabatku...
Mari kita coba menapaki kembali langkah-langkah yang pernah kita lalui, dari masa kita kecil sampai detik ini.
Cobalah buka kembali lembaran-lembaran waktu yang sudah terlewati, semua lembaran yang suram ataupun yang bercahaya.
Lalu cobalah kumpulkan masalah yang pernah kita hadapi, dari yang paling kecil sampai yang paling besar.
Mungkin kita akan takjub dengan kekuatan jiwa dan kekokohan raga yang kita miliki.
Terdapat jutaan masalah dan kesulitan yang ternyata sudah kita atasi dengan sangat baik.
Jika boleh berbangga, banggalah karena Allah telah ciptakan kita dengan jutaan kesempurnaan.
Allah tidak memberikan sedikitpun cela pada penciptaan jiwa kita, jiwa yang kuat dan tak kenal letih.
Allah anugerahkan kita kesabaran dan kesyukuran yang menjadikan kita kuat.
Kuat dalam mengatasi setiap masalah yang kita hadapi.
Kemudian, dengan sabar dan syukur itu pula Allah anugerahkan kita kenikmatan syurga kelak. In syaa Allah.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155).
Sahabatku...
Ada sebuah cinta yang membuat kita mampu mengatasi jutaan masalah di masa lalu.
Itulah cinta yang khas, cinta yang hanya dimiliki Allah dan diberikan pada kita hamba-Nya.
Allah menguji kita dengan masalah, namun Allah juga tidak biarkan kita sendiri menghadapinya.
Dia berikan sabar dan syukur sebagai pendamping, yang juga akan membawa kita kembali pulang dengan kemenangan.
Pulang ke rumah kita, yaitu Syurga Allah.
Sahabatku...
Tahun-tahun mendatang, mungkin akan ada jutaan masalah lagi yang harus kita hadapi.
Namun, yakinlah pada cinta Allah yang khas.
Cinta yang mencukupi kebutuhan kita menghadapinya.
“Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?” (QS. Az Zumar: 36).
Itu janji Allah, untuk kita...
Kita; diri yang KUAT, yang tak kenal Letih.
Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ
DTI/24/06/04/2015
oaseodoj@gmail.com