Senin, 04 April 2016

Kajian Salamatusshadr.

Notulensi Kajian Online (KOL)
AIHQ Advance - Dept. Kaderisasi PSDM ODOJ
=========================
๐Ÿ“† Hari, Tanggal : Ahad,  3 April 2016
⏰ Waktu : 19.30 - 21.00 wib
๐Ÿก Tempat : Room DPP Odoj
๐Ÿ‘ณ๐Ÿผ Muwajjih : Ustadz Rudifillah El Karo
✒Tema : Salamtusshodr
๐ŸŽค Moderator : Ustadz Sentot
๐Ÿ“ Notulen : Ukhti Deli
๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน


๐ŸŽค๐Ÿ‘ณ๐Ÿผ
  ุจِุณู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…
ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ْ ูˆَู†َุณْุชَู‡ْุฏِูŠْู‡ِ ูˆَู†َุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِ ุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู†ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง، ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِู‡ِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ. ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ِ ุงู‡ْุชَุฏَู‰ ุจِู‡ُุฏَุงู‡ُ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ.
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-ya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal  kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari kiamat.
๐ŸŒฑ
Ikhwan fillah, hari ini kita akan coba mendiskusikan salamatusshadr.
Salamatusshadr adalah kondisi dimana seseorang berhasil meraih kemampuan pengendalikan diri dan keberhasilan menghidupkan kondisi ruhiyah. Atau kondisi ini sering disebut kondisi lapang dada. Jika kondisi ini tercapai, maka biaa disebut pemilik hati tersebut memiliki hati yg mulia. Dan orang yang paling lapang dadanya di Dunia adalah Rasulullah SAW. Bliau adalah teladan kita dalam menggapai salamatussadr.

๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Lapang dada merupakan karunia pemberian Allah Ta’ala, perhatikanlah doa dan permohonan Nabi Musa ‘alaihis salam tatkala Allah Ta’ala memerintahkannya untuk melasanakan tugas yang begitu berat; yaitu mendatngi Fir’aun yang sudah melampaui batas,
ุงุฐู‡ุจ ุฅู„ู‰ ูุฑุนูˆู† ุฅู†ู‡ ุทุบู‰
“Pergilah kamu kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas“. (QS. Thaha:24).
Suatu tugas yang sangat berat, dan besar, tatkala Allah Ta’ala perintahkan hal itu dia berkata,
ุฑุจ ุงุดุฑุญ ู„ูŠ ุตุฏุฑูŠ ูˆูŠุณุฑ ู„ูŠ ุฃู…ุฑูŠ
“Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku“. (QS. Thaha:25-26).
Dan tidak diragukan lagi bahwa lapangnya dada merupakan karunia Allah Ta’ala dan taufik dari-Nya, dengan mengusahakan sebab-sebabnya.
Meski tidak seberat tugas yang Allah bebankan pada Musa, namun semua kita memiliki kewajiban untuk berdakwah, kewajiban untuk menegakkan hukum Allah di Muka bumi, dan kewajiban untuk menyampaikan Risallah. Maka pantas pula lah kita memohon pada Allah kelapangan dada dalam menjalankan Amanah dari Allah.
Terlebih kita yg sudah mendapatkan amanah khusus dari Allah, seperti menjadi bagian dari pengurus Odoj misalnya, menghadapi berbagai jenis latar belakang keilmuan dan pemahaman. Maka tak ada jalan lain selain memiliki salamatussadr dalam pribadi kita masing2 dlm menjaga eksistensi lembaga yg kita bawa.
๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
๐Ÿ’MEMAAFKAN DAN BERLAPANG DADA๐ŸŒบ
Memaafkan atas sebuah kezhaliman lebih baik daripada mendendam, dibawa sampai ke akhirat.
Memaafkan seseorang yang pernah berbuat kezhaliman kepada kita, apapun bentuk kezhalimannya, adalah merupakan syariat Islam dan sesuatu yang diperintahkan di dalam Al Quran yan Mulia serta dicontohkan di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang agung.
Memang berat…tapi ganjaran pahalanya juga sangat besar, yaitu diampuni Allah Ta'ala dosa-dosanya.
Mari kita perhatikan ayat dan hadits mulia berikut:
{ ูˆَู„َุง ูŠَุฃْุชَู„ِ ุฃُูˆู„ُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูˆَุงู„ุณَّุนَุฉِ ุฃَู†ْ ูŠُุคْุชُูˆุง ุฃُูˆู„ِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†َ ูˆَุงู„ْู…ُู‡َุงุฌِุฑِูŠู†َ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„ْูŠَุนْูُูˆุง ูˆَู„ْูŠَุตْูَุญُูˆุง ุฃَู„َุง ุชُุญِุจُّูˆู†َ ุฃَู†ْ ูŠَุบْูِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ} [ุงู„ู†ูˆุฑ: 22]
Artinya: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". QS. An Nur: 22.
Ayat ini diturunkan dalam menceritakan kisah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, yang telah bersumpah untuk tidak lagi membiayai dan menafkahi Misthah bin Utsatsah radhiyallahu 'anhu, karena Misthah radhiyallahu 'anhu termasuk orang yang mengatakan berita dusta tentang Aisyah radhiyallahu 'anha.
๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Dan ketika Allah Ta'ala telah menurunkan ayat yang menjelaskan tentang keterlepasan Aisyahradhiyallahu 'anha dari segala tuduhan yang telah dibuat-buat kaum munafik tersebut, kemudian keadaan kaum muslim menjadi tenang kembali, Allah Ta'ala memberikan taubat-Nya kepada kaum beriman yang ikut berkata dalam berita ini, dan didirikan pidana atas yang berhak mendapatkan hukuman atas perbuatannya.
Maka Allah dengan kemuliaan dan kemurahan-Nya, mengajak Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhuuntuk memaafkan Misthah radhiyallahu 'anhu, yang juga merupakan anak bibi beliau, seorang miskin yang tidak mempunyai harta kecuali hanya dari pemberian Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhusaja, dan  Misthah radhiyallahu 'anhu termasuk dari kaum Muhajirin serta telah diterima taubatnya oleh Allah Ta'ala, apalagi Misthah radhiyallahu 'anhu sudah mendapatkan hukuman pidana atas perbuatannya tersebut.
๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Lalu apa sikap Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu akhirnya, mari perhatikan hadits berikut:
ุฃَู†َّ ุนَุงุฆِุดَุฉَ - ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง - ุฒَูˆْุฌَ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ - ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… – ู‚َุงู„َุชْ: "... ูَู„َู…َّุง ุฃَู†ْุฒَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู‡َุฐَุง ูِู‰ ุจَุฑَุงุกَุชِู‰ ู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ุจَูƒْุฑٍ ุงู„ุตِّุฏِّูŠู‚ُ - ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ - ูˆَูƒَุงู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُ ุนَู„َู‰ ู…ِุณْุทَุญِ ุจْู†ِ ุฃُุซَุงุซَุฉَ ู„ِู‚َุฑَุงุจَุชِู‡ِ ู…ِู†ْู‡ُ ، ูˆَูَู‚ْุฑِู‡ِ ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุงَ ุฃُู†ْูِู‚ُ ุนَู„َู‰ ู…ِุณْุทَุญٍ ุดَูŠْุฆًุง ุฃَุจَุฏًุง ุจَุนْุฏَ ุงู„َّุฐِู‰ ู‚َุงู„َ ู„ِุนَุงุฆِุดَุฉَ ู…َุง ู‚َุงู„َ ، ูَุฃَู†ْุฒَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ( ูˆَู„ุงَ ูŠَุฃْุชَู„ِ ุฃُูˆู„ُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูˆَุงู„ุณَّุนَุฉِ ุฃَู†ْ ูŠُุคْุชُูˆุง ุฃُูˆู„ِู‰ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†َ ูˆَุงู„ْู…ُู‡َุงุฌِุฑِูŠู†َ ูِู‰ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„ْูŠَุนْูُูˆุง ูˆَู„ْูŠَุตْูَุญُูˆุง ุฃَู„ุงَ ุชُุญِุจُّูˆู†َ ุฃَู†ْ ูŠَุบْูِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ ) ู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ุจَูƒْุฑٍ ุจَู„َู‰ ، ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ุฅِู†ِّู‰ ุฃُุญِุจُّ ุฃَู†ْ ูŠَุบْูِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِู‰ ، ูَุฑَุฌَุนَ ุฅِู„َู‰ ู…ِุณْุทَุญٍ ุงู„ู†َّูَู‚َุฉَ ุงู„َّุชِู‰ ูƒَุงู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ، ูˆَู‚َุงู„َ ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุงَ ุฃَู†ْุฒِุนُู‡َุง ู…ِู†ْู‡ُ ุฃَุจَุฏًุง
Artinya: "Aisyah radhiyallahu 'anha Istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ketika Allah telah menurunkan keterlepasanku (dari berita dusta yang disebarkan kaum munafik), Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu berkata tentang Misthah bin Utsatsah radhiyallahu 'anha, yang mana Misthah adalah orang yang beliau nafkahi, karena hubungan kekerabatannya dengan beliau dan karena kemiskiannya: "Demi Allah, selamanya aku tidak akan menafkahi Misthah sedikitpun, setelah apa yang ia katakan tentang Aisyah radhiyallahu 'anha", maka Allah-pun menurunkan ayat:
( ูˆَู„ุงَ ูŠَุฃْุชَู„ِ ุฃُูˆู„ُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูˆَุงู„ุณَّุนَุฉِ ุฃَู†ْ ูŠُุคْุชُูˆุง ุฃُูˆู„ِู‰ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆَุงู„ْู…َุณَุงูƒِูŠู†َ ูˆَุงู„ْู…ُู‡َุงุฌِุฑِูŠู†َ ูِู‰ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„ْูŠَุนْูُูˆุง ูˆَู„ْูŠَุตْูَุญُูˆุง ุฃَู„ุงَ ุชُุญِุจُّูˆู†َ ุฃَู†ْ ูŠَุบْูِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุบَูُูˆุฑٌ ุฑَุญِูŠู…ٌ )
Artinya: "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Maka Abu bakar berkata: "Tentu, demi Allah, aku menginginkan agar aku diampuni Allah Ta'ala". Maka beliau kembali memberi nafkah kepada Misthah yang dulu beliau beri nafkah. Dan beliau berkata:"Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan nafkah untuknya". HR. Bukhari dan Muslim. Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim, karya Ibnu Katsir rahimahullah.

๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Ikhwafillah Rahimakumullah..
๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค๐ŸŽค
Jadi…Abu Bakar radhiyallahu 'anhu yang awalnya ingin menghentikan membiayai Misthahradhiyallahu 'anhu, disebabkan Misthah radhiyallahu 'anha termasuk orang yang ikut berkata akan berita dusta tentang Aisyah radhiyallahu 'anha yang telah diprakarsai oleh kaum munafik, tetapi setelah melihat ganjaran pahala yang begitu besar dari Allah Ta'ala jika beliau memaafkan Misthah radhiyallahu 'anhu, maka Abu Bakar radhiyallahu 'anhu pun memilih untuk mendapatkan ganjaran tersebut, yaitu berupa ampunan dari Allah Ta'ala, daripada menyimpan dendam yang tiada habisnya. Allahu Akbar!.
Maafkanlah kesalahan saudara-saudara seiman kita, apapun kesalahannya, jangan dendam tersebut selalu menyesakkan dada kita, apakah kita tidak mau mendapatkan ampunan Allah Ta'ala. Memaafkan = Mendapat Ampunan Allah Ta'ala.

๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
❤Memaafkan harus dibarengi dengan perasaan lapang dada.๐Ÿ’–
Kesempurnaan sikap memaafkan adalah jika dibarengi dengan perasaan lapang dada, yang menganggap seakan tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.
Sebagian mungkin bisa memaafkan tetapi tidak bisa lapang dada, contohnya:
Si A telah memaafkan B, orang yang pernah berbuat salah kepadanya tetapi:
- si A tidak ingin lagi bertemu dengan si B,
- si A malas untuk berkumpul bersama dengan si B lagi,
- si A masih selalu mengungkit kesalahan si B,
- si A tidak mau lahgi berurusan dengan si B,
- si A tidak lagi mau menolong si B, jika si B membutuhkan pertolongan,
dan contoh-contoh yang lain masih banyak. Mungkin bisa cari sendiri.
Padahal, kalau kita perhatikan ayat-ayat suci Al Quran, maka seorang muslim diperintah untuk memaafkan dengan dibarengi lapang dada, mari kita perhatikan:
{ูˆَู„ْูŠَุนْูُูˆุง ูˆَู„ْูŠَุตْูَุญُูˆุง} [ุงู„ู†ูˆุฑ: 22]
Artinya: "…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada…". QS. An Nur: 22.
Di dalam ayat yang mulia ini terdapat pelajaran yaitu: Perintah untuk memaafkan dan lapang dada, walau apapun yang didapatkan dari orang-orang yang pernah menyakiti. Lihat Tafsir al Karim Ar Rahman fi Tafsir Al Kalam Al Mannan, karya As Sa'di rahimahullah.
{ูَุงุนْูُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงุตْูَุญْ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠُุญِุจُّ ุงู„ْู…ُุญْุณِู†ِูŠู†َ} [ุงู„ู…ุงุฆุฏุฉ: 13]
Artinya: "…maka maafkanlah mereka dan lapangkanlah dada, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". QS. Al Maidah: 13.
Ayat yang mulia ini memberi beberapa pelajaran: 
1. Sikap memaafkan yang dibarengi dengan perasaan lapang dada adalah sifatnya seorang Muhsin.
2.Seorang Muhsin keutamaannya adalah dicintai Allah Ta'ala. Dan keutamaan orang yang dicintai Allah Ta'ala adalah:
- Masuk surga
ุนَู†ْ ุฃَู†َุณِ ุจْู†ِ ู…َุงู„ِูƒٍ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„َ ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ุฅِู„َู‰ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูَู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…َุชَู‰ ุงู„ุณَّุงุนَุฉُ ู‚َุงู„َ « ูˆَู…َุง ุฃَุนْุฏَุฏْุชَ ู„ِู„ุณَّุงุนَุฉِ ». ู‚َุงู„َ ุญُุจَّ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ู‚َุงู„َ « ูَุฅِู†َّูƒَ ู…َุนَ ู…َู†ْ ุฃَุญْุจَุจْุชَ ». 
Artinya: "Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Seorang lelaki pernah datang kepada Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: "Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?", beliau menjawab:"Apa yang telah kamu siapkan untuk hari kiamat?", lelaki itu menjawab: "Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya", Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maka sungguh kamu kan bersama yang kamu cintai".  HR. Bukhari dan Muslim.
- Diharamkan oleh Allah Ta'ala untuk masuk neraka.
ุนู†ْ ุฃَู†َุณٍ ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„: ู‚َุงู„ََ ุงู„ู†َّุจِู‰ُّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ูˆุงู„ู„ู‡, ู„ุงَ ูŠُู„ْู‚ِู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุญَุจِูŠุจَู‡ُ ูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ»
Artinya: "Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallambersabda: "Demi Allah, tidak akan Allah melemparkan orang yang dicintai-Nya ke dalam Neraka".HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2047.
- Dicintai oleh seluruh malaikat 'alaihimussalam dan diterima oleh penduduk bumi:
ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ - ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ - ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ - ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… - « ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุชَุจَุงุฑَูƒَ ูˆَุชَุนَุงู„َู‰ ุฅِุฐَุง ุฃَุญَุจَّ ุนَุจْุฏًุง ู†َุงุฏَู‰ ุฌِุจْุฑِูŠู„َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู‚َุฏْ ุฃَุญَุจَّ ูُู„ุงَู†ًุง ูَุฃَุญِุจَّู‡ُ ูَูŠُุญِุจُّู‡ُ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ ، ุซُู…َّ ูŠُู†َุงุฏِู‰ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ ูِู‰ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู‚َุฏْ ุฃَุญَุจَّ ูُู„ุงَู†ًุง ูَุฃَุญِุจُّูˆู‡ُ ، ูَูŠُุญِุจُّู‡ُ ุฃَู‡ْู„ُ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ูˆَูŠُูˆุถَุนُ ู„َู‡ُ ุงู„ْู‚َุจُูˆู„ُ ูِู‰ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ุฃَุฑْุถِ »

Artinya: "Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Jika Allah Tabaraka wa Ta'ala mencintai seorang hamba, maka Allah Ta'ala memanggil Jibril : "Sesungguhnya Allah telah mencintai si fulan maka cintailah fulan", maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril menyeru di langit: "Sesungguhnya Allah telah mencintai si fulan maka cintailah kalian fulan", maka  penduduk langitpun mencintainya dan diletakkan baginya penerimaan di tengah-tengah penduduk bumi". HR. Bukhari.

๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ๐ŸŒฑ
Keberhasilan meraih kemampuan pengendalikan diri dan keberhasilan menghidupkan kondisi ruhiyah ini insya Allah akan menimbulkan hal yang paling positif dalam kehidupan kita yaitu munculnya rasa tanggung jawab; tanggung jawab secara pribadi atau rumah tangga; atau dalam berjama’ah, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bahkan dalam pergaulan antar bangsa, antar umat, antar negara, antar komunitas. Dari rasa tanggung jawab inilah akan muncul rasa empati pada penderitaan dan kesulitan yang dialami sesama saudara di tengah-tengah umat, atau di tengah-tengah bangsa ini, atau sesama umat dalam kehidupan di dunia ini.
Kita sebagai  jama'ah dakwah yang membawa misi Islam rahmatan lil ‘alamin, tidak mungkin bisa melaksanakan misi tersebut, kalau kita tidak memiliki rasa tanggung jawab. Islam dan umatnya menuntut kader-kader dakwah untuk tampil dengan penuh rasa tanggung jawab memperjuangkan kepentingan, nasib, dan kejayaan Islam wal muslimin.
Rasa tanggung jawab itulah yang seharusnya mampu kita tampilkan di tengah-tengah musyarakah ijtimai’yah kita, yaitu dengan menjadi anggota masyarakat yang paling merasa bertanggung jawab atas qodhoyah ummat (problema umat), atas situasi kondisi kehidupan yang ada di lingkungan kita, lingkungan bertetangga, lingkungan bermasyarakat, lingkungan bernegara dan lingkungan pergaulan antar bangsa, bahkan dalam ruang lingkup yang sempit sekali pun.
wallahu'alam bi showab..



๐Ÿ” Tanya Jawab ๐Ÿ”
▶ Tanya :
☝๐Ÿฟmohon tanya...
Disebutkan di atas memaafkan yg blm salimatusshadar... bgm jk sdh memaafkan tp jk di sebut namax, dan ada berkaitan dg org tsb jd tetingat kmbli... dan jk berhub lg takut krn ada kslhn lg... apkh hal tsb ttp d sebut blm salimatusshadr ?? Jd sprti phobia.
◀ Jawab :
Saat teringat masalalu tentang kesalahan seseorang, coba perhatikan lagi hatinya apakah ada terbersit perasaan tidak suka, benci atau tidak Ridho walaupun sedikit? Jika Ya, maka belum Salamatusshadr.
Jika tidak ada rasa tersebut, maka kita telah berlapang dada, krna mengingat itu adalah fitrahnya manusia. Tinggal apakah ada perasaan tidak suka muncul atau tidak.
▶ Tanya:
Bermaaf - maafan harus 2 arah.bagaimana sikap kita jika kita udh tidak masalah dgn orang tersebut krn udh maaf,to dianya masih tidak mau senyum atau menyapa kita.klau disapa dia buang muka.itu bagaimana ustadz?
◀ Jawab :
Keutamaan yang Allah sediakan adalah untuk mereka yang memaafkan (lihat surah An Nur : 22 dan Al Maidah : 13 diatas) dan kepada mereka yang meminta maaf terlebih dahulu meski bukan kesalahannya.
Jika kedua hal tersebut sudah kita lakukan atas dasar mengharap keridhoan Allah. Maka urusan apakah mereka menerima permintaan maaf tersebut menjadi urusannya dengan Allah.
Yg penting kewajiban kita setelah memaafkan itu tetap dijalankan, yaitu menjaga Silaturahim dan menjaga hak2 saudara seiman kita.
▶ Tanya :
Apakah sikap tanggung jawab atas keputusan yang diambil, kemudian menimbulkan pertentangan di dalam internal organisasi, sehingga dengan rasa sadar memutuskan mengundurkan diri, dapat pula diperkenankan?
Dalam artian, memaafkan orang lain memang iya, tapi sebagai diri pribadi..sering memaafkan diri sendiri itu sulit.
◀ Jawab :
Mengundurkan diri terkadang menjadi pisau bermata dua, bisa menyelesaikan masalah atau malah memperkeruh masalah.
Yg harus kita tanamkan adalh, ketika kita menjawab "ya" untuk suatu amanah maka kita harus siap dengan semua konsekuensi sebagai pengemban amanah dakwah. Pengunduran diri kadang sama dengan lari dari masalah dan tidak menyelesaikan apa-apa. Dan pada akhirnya justru menambah rasa bersalah pada diri pribadi.
Kalaupun harus mundur, tinggalkanlah organisasi tsb dalam kondisi baik, bukan dlm kondisi bermasalah.

Wallahu'alam bi Showab