KALA KEMATIAN
MENJELANG.
By : Rudifilah el Karo
Saudaraku…
Pernahkah kita membayangkan kalau diri kita sedang berada di
atas ranjang kematian, apa yang kita perbuat kala itu? Sebuah pertanyaan yang
harus dijawab oleh semua manusia yang masih hidup. Lalu bagaimanakah keadaan
detik-detik terakhir dari nafas kita yang akan berlalu itu? Apakah kita
termasuk orang yang senang untuk bertemu Allah, ataukah sebaliknya seperti
budak yang melarikan diri dan takut bertemu tuannya karena kesalahan yang
dilakukannya?
Belajar dari akhir kehidupan para salaf adalah sangat perlu bagi kita semua,
mereka adalah orang-orang terdepan dari umat ini, para pemimpin dan ulama kaum
muslimin. Sungguh mereka sangat takut kalau menghadap Allah dalam keadaan
membawa dosa dan kemaksiatan.
Ketika Umar al Faruq menjelang ajal, beliau berkata kepada putranya Abdullah,
"Letakkan pipiku di atas tanah”, namun Abdullah enggan untuk melakukan
itu. Beliau berkata hingga untuk ketiga kalinya, "Letakkan pipiku di atas
tanah, semoga Allah melihatku dalam keadaan demikian, kemudian Dia merahmatiku.
"Diriwayatkan, bahwa beliau terus menangis sehingga pasir-pasir menempel
di kedua mata beliau seraya mengatakan, "Celakalah Umar, celaka juga
ibunya, jika Allah tidak memaafkannya."
Ketika Abu Hurairah sakit parah beliau menangis, lalu ditanya, "Apa yang
membuat anda menangis? Beliau menjawab, "Saya menangis bukan karena dunia
ini, namun saya mena-ngisi perjalanan setelah ini (dunia), bekalku yang
sedikit, lalu saya akan menapaki tempat yang menanjak lagi amat luas, sementara
saya tidak tahu akan dimasukkan ke neraka atau ke surga."
Utsman Radhiallaahu anhu berkata di akhir hayatnya, "Tidak ada ilah selain
Engkau, Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang
yang berbuat aniaya. Ya Allah aku mohon pertolongan dalam seluruh urusanku, dan
aku memohon kesabaran dalam menghadapi ujian yang menimpaku."
Ikhwafillah Rahimakumullah..
Perjalanan Ruh Setelah Kematian.
Di tangan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam ada
ranting, beliau tusukkan ke tanah kemudian beliau menengadah ke langit lalu
beliau menunduk. Beliau ulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda,
Marilah kita simak
beberapa pelajaran berharga dari mereka:
Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan bahwa Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam tatkala menjelang wafat disediakan untuk beliau satu
wadah air, beliau memasukkan tangannya ke dalam air lalu mengusapkan ke
wajahnya seraya bersabda, "La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam
kematian ada sakaratul maut." Kemudian beliau menengadahkan kedua
tangan-nya lalu mengatakan, "Fir Rafiqil A'la" (Teman yang Tertinggi)
lalu beliau wafat dan tangannya tergeletak lemas.
Kini saatnya
orang-orang yang tertidur untuk bangun dari tidurnya, sudah saatnya orang yang
lalai sadar dari keterlenaannya, sebelum datang maut dengan membawa kegetiran
dan kepahitan, sebelum tubuh berhenti bergerak dan sebelum nafas terputus.
Mumpung belum memasuki perjalanan menuju alam kubur dan kehidupan akhirat yang
kekal abadi.
Dari
Al-Barrak bin Azib radhiyallahu ‘anhu,
beliau menceritakan,
Kami
pernah mengiringi jenazah orang anshar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesampainya di kuburan, dan
menunggu liang lahatnya dibenahi, Rasulullah duduk menghadap kiblat. Kamipun
duduk di sekitar beliau dengan khusyu, seolah di kepala kami ada burung.
استعيذوا بالله من عذاب
القبر، مرتين، أو ثلاثا، (ثم قال: اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر) (ثلاثا)
“Mintalah
perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau ulangi dua atau tiga kali.
Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” (tiga kali).
Kemudian
beliau menceritakan proses perjalanan ruh mukmin dan kafir.
Sesungguhnya
hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat,
turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya seperti matahari.
Mereka membawa kafan dari surga dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun
duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut
‘alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan, ‘Wahai jiwa
yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Keluarlah ruh itu
dari jasad, sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung
dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun
sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut.
Mereka
memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti
bau parfum paling wangi yang pernah ada di bumi. Para malaikat inipun naik
membawa ruh itu. Setiap kali ketemu dengan malaikat yang lain, mereka akan
bertanya: ‘Ruh siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Polan’ –
dengan nama terbaik yang pernah dia gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit
dunia. Mereka minta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik
menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai
di langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di
Illiyin.’
“Tahukah
kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis,
Disaksikan oleh para malaikat”
“Kembalikan
hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan
mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka dikembalikanlah
ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang
mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.
Kemudian
datanglah dua malaikat yang keras gertakannya. (dalam riwayat lain: warnanya
hitam biru) Lalu mereka menggertaknya, dan mendudukkan si mayit.
Mereka
bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’,
tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di
tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat bertanya lagi,
‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya
dan membenarkannya.’
Pertanyaan
malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Inilah ujian terakhir yang
akan diterima seorang mukmin. Allah memberikan keteguhan bagi mukmin untuk
menjawabnya, seperti firman-Nya,
يُثَبِّتُ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الْآخِرَةِ
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat..” (QS. Ibrahim: 27)
Sehingga
dia bisa menjawab: Rabku Allah, agamaku islam, Nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tiba-tiba
ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian
surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan
wanginya surga, dan kuburannya diluaskan sejauh mata memandang.
Kemudian
datanglah orang yang wajahnya sangat bagus, pakaiannya bagus, baunya wangi. Dia
mengatakan, ‘Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar gembira
dengan ridha Allah dan surga nan penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu
kamu dijanjikan.’ Si mayit dengan keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga
memberi kabar gembira untuk anda. Siapa anda, wajah anda mendatangkan
kebaikan?’ Orang yang berwajah bagus ini menjawab, ‘Saya amal sholehmu.’ [suhnahallah..,
amal shaleh yang menemani kita di kesepian, menemani kita di kuburan]
Kemudian
dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat ke neraka,
disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan
Allah gantikan kamu dengan tempat yang itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah
surga.
Melihat
janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai Rabku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa
berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.’ Lalu disampaikan kepadanya:
‘Tenanglah.’
Sementara
hamba yang kafir, ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah
para malaikat dari langit, yang bengis dan keras, wajahnya hitam, mereka
membawa Masuh (kain yang tidak nyaman digunakan) dari neraka. Mereka duduk di
sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut, dan
duduk di samping kepalanya. Dia memanggil, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah
menuju murka Allah.’
Ruhnya
ketakutan, dan terpencar ke suluruh ujung tubuhnya. Lalu malaikat maut
menariknya, sebagaimana gancu bercabang banyak ditarik dari wol yang basah.
Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang tulang. Dan langsung dipegang
malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan
mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut. Kemudian diberi masuh yang
mereka bawa. Ruh ini keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti
busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi. Merekapun naik membawa ruh
ini. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya, ‘Ruh
siapah yang buruk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ – dengan nama yang
paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia – hingga mereka sampai di
langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun tidak dibukakan. Ketika
itu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallammembaca firman Allah,
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ
أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي
سَمِّ الْخِيَاطِ
(Orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lubang jarum. (QS. Al-A’raf: 40)
Kemudian
Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling
dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah
menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka,
dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya
dilempar hingga jatuh di jasadnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,
وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ
تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
Barangsiapa
mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Haj: 31)
Kemudian
ruhnya dikembalikan ke jasadnya, sehingga dia mendengar suara sandal orang
mengiringi jenazahnya ketika pulang meninggalkan kuburan. Kemudian datanglah
dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun menggertak si mayit dan
mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si kafir menjawab, ‘hah..hah..
saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘hah..hah.. saya gak tahu,’
jawab si kafir. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak
kuasa menyebut namannya. Lalu dia digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir
hanya bisa mengatakan, ‘hah..hah.. saya gak tahu. Saya cuma mendengar
orang-orang bilang seperti itu.’ Diapun digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan
tidak mau tahu.” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta, bentangkan
untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya.”
Diapun
mendapatkan panasnya neraka dan racun neraka. Kuburnya disempitkan hingga
tulang-tulangnya berserakan. Lalu datanglah orang yang wajahnya sangat buruk,
berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu,
inilah hari dimana dulu kau dijanjikan.’ Si mayit kafirpun menjawab, ‘Kabar
buruk juga untukmu, siapa kamu? Wajahmu mendatangkan keburukan.’ Orang ini
menjawab, ‘Saya amalmu yang buruk.’ – Allahul musta’an, amal buruk itu semakin
menyesakkan pelakunya di lahatnya – kemudian dia diserahkan kepada makhluk yang
buta, tuli, dan bisu. Dia membawa pentungan! Andaikan dipukulkan ke gunung,
niscaya akan jadi debu. Kemudian benda itu dipukulkan ke mayit kafir, dan dia
menjadi debu. Lalu Allah kembalikan seperti semula, dan diapun memukulnya lagi.
Dia berteriak sangat keras, bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan
manusia. Lalu dibukakan untuknya neraka dan disiampkan tempatnya di neraka.
Diapun memohon: ‘Ya rab, jangan Engkau tegakkan kiamat.’
Hadis
ini diriwayatkan Ahmad 18543, Abu Daud 4753, Syuaib Al-Arnauth menyatakan,
Sanadnya shahih. Al-Albani menyatakan hadis ini hadis yang shahih.