Kita sering mendengar kata Taqwa. tetapi kita sebagai muslim belum memahami dan mengerti apalagi memaknai taqwa dalam kehidupan kita yang singkat ini. Mudah diucapkan namun Sangat sulit untuk direalisasikan. Mari kita bahas sedikit tentang Taqwa hari ini.
Bebrapa ungkapan Para Sahabat dan Ulama’. Taqwa itu adalah
sbb:
1. Taqwa : merupakan konsekuensi logis dari
keimanan yang kokoh yang dipupuk dengan muraqabatullah,
merasa takut terhadap murka dan azab-Nya dan selalu berharap atas limpahan
karunia dan maghfiroh-Nya.
|
|
2. Taqwa : Hendaklah Allah tidak melihat kamu
berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu di dalam
perintah-perintah-Nya.
|
|
3. Taqwa : Mencegah diri dari azab Allah dengan
berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi ataupun
terang-terangan.
|
|
4. Taqwa : Hendaklah kamu berbuat taat kepada
Allah, berada di atas cahaya-Nya dan takut kepada siksa-Nya (Ibnu Mas'ud)
Inti dari Taqwa ini adalah penyerahan diri kepada Allah,
bahwa kita adalah makhluk ciptaanya sehingga kita wajib memenuhi semua
PerintahNya dan Tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah. Baik diaat iman
kita sedang naik atau turun, taqwa ini harus menjadi Buhul yang kuat yang
senantiasa akan kita Gengam Erat.
|
Allah Menjanjikan Balasan Bagi kita yang bertaqwa pada
Allah. Hal ini Allah firmankan dalam
Firman-firmannya, diantaranya.
1. Diberikan furqon (petunjuk yang
dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini
sebagai pertolongan) dan diampuni dosanya.“Hai orang-orang beriman, jika
kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami
akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu.
Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.Al Anfal:29)
":Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hadiid : 28)
‘…..Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” ( QS Ath Thalaaq : 4)
4. Ditutupi kesalahan-kesalahan dan dilipatgandakan pahala baginya oleh Allah.
“Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” ( QS Ath Thalaaq : 5)
1. Mu'ahadah (mengingat perjanjian) QS. An Nahl : 9
Inti dari Taqwa ini adalah penyerahan diri kepada Allah,
bahwa kita adalah makhluk ciptaanya sehingga kita wajib memenuhi semua
PerintahNya dan Tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah. Baik diaat iman
kita sedang naik atau turun, taqwa ini harus menjadi Buhul yang kuat yang
senantiasa akan kita Gengam Erat.
Allah Menjanjikan Balasan Bagi kita yang bertaqwa pada
Allah. Hal ini Allah firmankan dalam
Firman-firmannya, diantaranya.
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada
Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.” (QS.Al Anfal:29)
Caranya : Hendaklah seorang mu'min berkholwat
(menyendiri) untuk menginstropeksi diri. Hanya antara dia dengan Allah.
Ingatlah bahwa setiap hari kita berjanji dengan Allah minimal 17x dalam sholat.
"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in".
2. Muraqabatullah (merasakan
kesertaan Allah) QS. Asy Syu’araa’ :218-219)
Merasakan keagungan Allah di setiap
waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun
ramai.
Sebelum memulai suatu pekerjaan
dan disaat mengerjakannya, hendaklah seorang mu'min memeriksa dirinya: Apakah
setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya dimaksudkan untuk
kepentingan pribadi dan mencari popularitas atau karena dorongan ridho Allah
dan menghendaki pahala-Nya?
Macam-macam muraqabatullah :
· Muraqabatullah dalam melaksanakan keta'atan
: ikhlas
· Muraqabatullah dalam kemaksiatan : taubat,
penyesalan dan meninggalkannya
· Muraqabatullah dalam hal yang mubah :
menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya
· Muraqabatullah dalam musibah : ridho kepada
ketentuan Allah serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran
3. Muhasabah (instropeksi diri)
QS. Al Hasyr :18
Hendaklah seorang mu'min menghisab dirinya
ketika selesai melakukan amal perbuatan: Apakah tujuan amalnya untuk
mendapatkan ridho Allah? Atau apakah amalnya dirembesi sifat riya'? Apakah ia
sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia?
4. Mu'aqobah (Pemberian Sanksi)
QS. Al Baqarah :179
Jika seorang mu'min berbuat kesalahan maka tak
pantas untuk membiarkannya, sebab akan mempermudah terlanggarnyakesalahan yang
lain dan akan sulit meninggalkannya. Karena jika seseorang melakukan maksiat
biasanya akan diikuti dengan maksiat yang lain.
Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah
berkata : Pada dasarnya manusia yang sudah terperangkap dalam kemaksiatan akan
merasa sulit untuk keluar dan melepaskan diri darinya sebagaimana diucapkan
oleh ulama salaf:
"Diantara dampak negatif maksiat adalah
menimbulkan maksiat yang lain. Sedangkan pengaruh kebaikan adalah mendatangkan
kebaikan berikutnya. Maka jika seorang hamba melakukan suatu kebaikan, kebaikan
yang lainnya akan meminta untuk dilakukan, begitu seterusnya hingga hamba
tersebut memperoleh keuntungan yang berlipat ganda dan kebaikan yang tiada
sedikit Begitu pula halnya dengan kemaksiatan. Dengan demikian, ketaatan dan
kemaksiatan merupakan sifat yang kokoh dan kuat serta menjadi kebiasaan yang
yang teguh pada diri si pelaku".
5. Mujahadah (optimalisasi) QS. Al Ankabuut:69
Apabila seorang mu'min terseret dalam
kemalasan, santai, cinta dunia, dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah
serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya; maka ia harus memaksa dirinya
melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar