Rabu, 26 November 2014

Tarbiyah Ruhiyah (Taqwa)


Kita sering mendengar kata Taqwa.  tetapi kita sebagai muslim belum memahami dan mengerti apalagi memaknai taqwa dalam kehidupan kita yang singkat ini. Mudah diucapkan namun Sangat sulit untuk direalisasikan. Mari kita bahas sedikit tentang Taqwa hari ini.
Bebrapa ungkapan Para Sahabat dan Ulama’. Taqwa itu adalah sbb:

1.  Taqwa : merupakan konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh yang dipupuk dengan muraqabatullah, merasa takut terhadap murka dan azab-Nya dan selalu berharap atas limpahan karunia dan maghfiroh-Nya.  
2.  Taqwa : Hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu di dalam perintah-perintah-Nya.  
3.  Taqwa : Mencegah diri dari azab Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi ataupun terang-terangan.  
4.  Taqwa : Hendaklah kamu berbuat taat kepada Allah, berada di atas cahaya-Nya dan takut kepada siksa-Nya (Ibnu Mas'ud)

Inti dari Taqwa ini adalah penyerahan diri kepada Allah, bahwa kita adalah makhluk ciptaanya sehingga kita wajib memenuhi semua PerintahNya dan Tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah. Baik diaat iman kita sedang naik atau turun, taqwa ini harus menjadi Buhul yang kuat yang senantiasa akan kita Gengam Erat.

Allah Menjanjikan Balasan Bagi kita yang bertaqwa pada Allah.  Hal ini Allah firmankan dalam Firman-firmannya, diantaranya.

1. Diberikan furqon (petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan) dan diampuni dosanya.“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.Al Anfal:29)

2.   Diberikan rahmat dan cahaya hidayah dari Allah.
":Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al  Hadiid : 28)


3.  Dimudahkan oleh Allah segala urusan.
‘…..Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” ( QS Ath  Thalaaq : 4)
4.       Ditutupi kesalahan-kesalahan dan dilipatgandakan pahala baginya oleh Allah.
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” ( QS Ath  Thalaaq : 5)


Begitu Besar Balasan Allah Terhadap Kita yang bertaqwa kepada Allah. Namun Masih banyak dari kita yang sulit untuk meraih predikat taqwa ini. Sering Jadi pertanyaan bagaimana cara meraih ketaqwaan ini. Berikut ini aka nana sampaikan beberapa diantaranya

1. Mu'ahadah (mengingat perjanjian) QS. An Nahl : 9 
Inti dari Taqwa ini adalah penyerahan diri kepada Allah, bahwa kita adalah makhluk ciptaanya sehingga kita wajib memenuhi semua PerintahNya dan Tidak melakukan apa-apa yang dilarang Allah. Baik diaat iman kita sedang naik atau turun, taqwa ini harus menjadi Buhul yang kuat yang senantiasa akan kita Gengam Erat.

Allah Menjanjikan Balasan Bagi kita yang bertaqwa pada Allah.  Hal ini Allah firmankan dalam Firman-firmannya, diantaranya.

   “Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.Al Anfal:29)
    Caranya : Hendaklah seorang mu'min berkholwat (menyendiri) untuk menginstropeksi diri. Hanya antara dia dengan Allah. Ingatlah bahwa setiap hari kita berjanji dengan Allah minimal 17x dalam sholat. "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in". 
      2. Muraqabatullah (merasakan kesertaan Allah) QS. Asy Syu’araa’ :218-219) 
    Merasakan keagungan Allah di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai.
     Sebelum memulai suatu pekerjaan dan disaat mengerjakannya, hendaklah seorang mu'min memeriksa dirinya: Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya dimaksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari popularitas atau karena dorongan ridho Allah dan menghendaki pahala-Nya? 

          Macam-macam muraqabatullah : 
·  Muraqabatullah dalam melaksanakan keta'atan : ikhlas 
·  Muraqabatullah dalam kemaksiatan : taubat, penyesalan dan meninggalkannya 
· Muraqabatullah dalam hal yang mubah : menjaga adab-adab terhadap Allah dan  bersyukur atas nikmat-Nya 
· Muraqabatullah dalam musibah : ridho kepada ketentuan Allah serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran 

3. Muhasabah (instropeksi diri) QS. Al Hasyr :18 
 Hendaklah seorang mu'min menghisab dirinya ketika selesai melakukan amal perbuatan: Apakah tujuan amalnya untuk mendapatkan ridho Allah? Atau apakah amalnya dirembesi sifat riya'? Apakah ia sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia? 

4. Mu'aqobah (Pemberian Sanksi) QS. Al Baqarah :179 
 Jika seorang mu'min berbuat kesalahan maka tak pantas untuk membiarkannya, sebab akan mempermudah terlanggarnyakesalahan yang lain dan akan sulit meninggalkannya. Karena jika seseorang melakukan maksiat biasanya akan diikuti dengan maksiat yang lain.
Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah berkata : Pada dasarnya manusia yang sudah terperangkap dalam kemaksiatan akan merasa sulit untuk keluar dan melepaskan diri darinya sebagaimana diucapkan oleh ulama salaf: 
 "Diantara dampak negatif maksiat adalah menimbulkan maksiat yang lain. Sedangkan pengaruh kebaikan adalah mendatangkan kebaikan berikutnya. Maka jika seorang hamba melakukan suatu kebaikan, kebaikan yang lainnya akan meminta untuk dilakukan, begitu seterusnya hingga hamba tersebut memperoleh keuntungan yang berlipat ganda dan kebaikan yang tiada sedikit Begitu pula halnya dengan kemaksiatan. Dengan demikian, ketaatan dan kemaksiatan merupakan sifat yang kokoh dan kuat serta menjadi kebiasaan yang yang teguh pada diri si pelaku".
 
 5. Mujahadah (optimalisasi) QS. Al Ankabuut:69 

 Apabila seorang mu'min terseret dalam kemalasan, santai, cinta dunia, dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya; maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal sunnah lebih banyak dari sebelumnya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar