Senin, 08 Juni 2015

Sebenarnya, Hidupmu Ibarat Mimpi.

Sebenarnya, Hidupmu Ibarat Mimpi.

By : Rudifillah el Karo.

Saudaraku...
Banyak dari kita yang terlena atas apa yang ada di genggaman kita.
Kemuliaan, kehotmatan dan sanjungan yang diberikan manusia menjadikan kita lupa siapa dan untuk apa kita diciptakan.
Semua titipan Allah, keluarga, kesehatan dan harta menutupi mata hati dari esensi penciptaan kita.
Sehingga kita lupa manakah yang fana, Dunia ini ataukah akhirat.

Saudaraku..
Seandainya setiap keburukan yang kita perbuat Allah hadiahkan dengan satu bau busuk di tubuh kita.
Bisakah kita bayangkan, sebau busuk apa jasad kita sekarang?
Adakah lagi orang yang menghormati dan memuliakan kita?
Adakah lagi kebanggaan kita pada diri kita?
Tidak, mungkit tidak ada lagi kehormatan untuk kita..

Sungguh, kehormatan yang kita dapat sekarang karena Allah tidak mau membuka aib kita.
Sungguh, sanjungan dan kemuliaan kita dapat sekarang karena Allah menghijab aib kita dari mata manusia.
Sungguh, kesantunan yang kita peroleh karena Allah mencintai kita dan tak ingin kita dilecehkan.
Maka saudaraku, jangan biarkan Allah buka aib itu karena keengganan kita istighfar dan bertaubat.

Saudaraku...
Sadarkah kita bahwa hidup ini hanyalah ibarat mimpi?
Pemimpi akan sadar saat terbangun, ia juga melupakan sebagian besar mimpinya..
Dan seperti itulah kita saat kematian tiba.
Tersadar dan mulai faham bahwa kehidupan ini sebenarnya hanyalah fana.
Mungkin kita akan berkata : "aku telah kembali ke kehidupan sebenarnya"
Yah, sama seperti pemimpi..

Mari kita ketuk hati kita agar tersadar.
Memahami hidup dan semua yang ada didalamnya hanyalah ujian.
Kemuliaan, penghormatan dan kesantuan orang itu tak berharga dibanding keimanan.
Karena sebab keimananlah Allah tutupi aib dan keburukan kita..
Karena sebab keimananlah Allah akan muliakan kita di Akhirat..
Wallahu'alam..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar