Minggu, 25 Oktober 2015

Bagaimana Seharusnya mengatasi Masalah Rumah Tangga.

Bagaimana Seharusnya mengatasi Masalah Rumah Tangga
by: Rudifillah el Karo.


Pernah suatu ketika seorang wanita mendatangi seorang ulama, dia mengadukan sifat suaminya yang begitu kasar dan jauh dari sifat seorang suami yang penuh kasih sayang.
Dia Berkata : "Wahai syaikh, saya ingin menceraikan suami saya. Aku sangat membencinya dan aku tidak tahan lagi dengan prilakunya".
Ulama tersebut balik bertanya : "Mengapa engkau begitu membencinya?"
Si Wanita menjawab : "Prilakunya sangat kasar padaku, sikapnya tidak menunjukkan dia mencintaiku, semua pekerjaanku dianggapnya tidak baik dan aku selalu salah dihadapannya. Pokonya aku sangat membencinya dan ingin mengajukan khulu'.
Sang Ulama tersenyum, lalu berkata : "Engaku boleh mengajukan khulu'. Namun buatlah agar dia tersiksa ketika menginggalkanmu, agar dia menyesal dan merasakan betapa pentingnya engkau bagi dia."
"Caranya bagaimana wahai syaikh?" tanya si Wanita
"Pulanglah kerumah, layani dia dengan baik, begitu dia pulang sambut dengan senyuman, kalau dia kritik diamlah, jika dia marah peluk dan menangislah. Itu akan membuatnya jatuh cinta, lalu saat itu engkau ceraikan dia (khulu'). Agar dia tersiksa dan menyesal. Datanglah kemari setelah itu agar aku mengurus prosesnya".

Wanita tersebut lalu pulang, serta mengerjakan semua yang diminta ulama' tersebut. Beberapa bulan kemudian si wanita mendatangi ulama' tersebut kemabli.

si Ulama bertanya : "Apakah engkau siap menceraikannya sekarang?"
Wanita menjawab : "Bagaimana mungkin aku menceraikannya sedangkan sekarang aku sangat mencintainya, prilakunya sangat lembut, penuh kasih sayang dan menghormati semua yang aku lakukan. Aku sangat mencintainya sekarang."

si Ulama tersenyum lalu berkata : "Sesungguhnya masalah kalian terletak pada tingginya egoismu. Seandainya engkau mengalah sedikit saja pada suamimu maka dia akan mencintaimu dan memperlakukanmu layaknya seorang putri"

Ikhwafillah, dewasa ini semakin banyak kasus perceraian yang kita temui di masyarakat. Umumnya kasus mereka adalah pekelahian, perselingkuhan dan lain-lain. Bahkan di Indonesia pada tahun 2014 terjadi 40 perceraian dalam setiam jam. Miris, melihat Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam. Padahal Islam adalah agama yang syumul, yang juga mengatur bagaimana kita seharusnya mengatasi masalah rumah tangga.

Umumnya ketidakcocokan muncul karena suami atau istri measih memiliki ego yang besar, merasa ingin dilayani atau merasa perannya lah yang paling besar dalam mengelola rumah tangga. Seringnya ego itu menumpuk dan membesar dan akhirnya pecah. Kadang hanya masalah sepele, misalkan masalah handuk basah diletakkan ditempat tidur, lalu istri dongkol tapi dipendam. Hingga akhirnya ketika muncul kesalahan lebih besar, semua diluapkan. Akhirnya membesar dan menyebar masalah-masalah lainnya, dan akhirnya berujung pada perceraian.

Islam mengajarkan bagaimana seharusnya kita mengelola permasalahan rumahtangga. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Lelaki adalah pemimpin, jangan ingakari itu.
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah menjaga mereka .... " (QS An Nisaa' : 34)

Rumahtangga adalah miniatur dari semua perusahaan besar, harus ada yang mempimpin agar semua berjalan dengan baik. Dan Allah telah tetapkan suami sebagai pemimpin bagi wanita. Maka selayaknya wanita harus menempatkan diri sebagai orang yang dipimpin dan lelaki harus menempatkan diri sebagai pemimpin.
Seorang yang dipimpin akan meletakkan ketaatan mereka pada pemimpinnya, apalagi ini adalah ketaatan yang berbuah syurga, ketaatan yang Allah janjikan syurga untuk para wanita.
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR At-Tirmidzi)
Dan suami harus menemparkan diri sebagai mempimpin, dia akan mempertanggungjawabkan yang dia pinpin dihadapan Allah. Dia harus mempimpin dengan adil, kasih sayang dan dengan dasar taat pada Allah SWT.

2. Syahwatmu, solusi masalahmu.
Sering orang yang tertimpa masalah dengan pasangannya menceritakan apa yang dia alami ke orang lain. Bahkan ke orang tua, ini fatal karena akan sangat memperkeruh masalah. Orang yang mendengarkan masalah itu tidak akan bisa memberikan solusi. Karena solusi itu sebenarnnya ada di kamarmu.
Masalah suami istri harus selesai didalam kamar, bahkan anak-anak juga tidak boleh tahu orang tua mereka tidak sepaham. Kenapa harus dikamar?. Karena Allah karuniakan mereka syahwat yang kan menumbuhkan kembali cinta diantara mereka. Mereka bisa bercerita sambil berpelukan atau bercengkrama untuk mencairkan masalah mereka.

Ketika berselisih, Rasulullah tidak pernah melibatkan emosi. Ketika sedang marah kepada Aisyah, beliau berkata, “Tutuplah matamu!” Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah. Nabi berkata, “Mendekatlah!” Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, “Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu.”

3. Seringlah mengucapkan I Love You.
Kalimat singkat namun sarat mekna adalah "Aku Mencintaimu", "I Love you", "Uhibbuki ya zawjaty". Biasakanlah mengucapkan kalimat ini meski kita sedang kodisi marah. Karena secara psikologis akan menenangkan hati kita, mengingatkan bahwa dia adalah orang yang kita cintai, yang kita mulaikan selama ini.
Bahkan dalam membalas sms, selalu gunakan kata "sayang", meski kita sedang sibuk kerja, rapat atau mungkin dimarahi atasan. Karena istri/suamimu tidak mengerti masalahmu, ia hanya tahu bahwa kalian saling mencintai.

4. Luangkan waktu hanya untuk berduaan.
Seiring lamanya pernikahakn kita sering disibukkan banyak hal. Suami fokus mencari nafkah, istri mengurus anak-anak. Sehingga sedikit sekali waktu untuk berdua dengan suami/istri. Terkadang istri sibuk dengan anaknya bahkan sampai 24 jam, tidur mulai pisah dengan suami karena si Istri menyusui anak dan suami tidak suka bau kecing anak.
Ini bisa jadi pemicu masalah. Harus ada waktu untuk berdua, meski sejatinya tidak harus dalam kondisi berduaan. Misalkan pagi hari saat istri memasak temani dia, ajak ngobrol dan bercumbu rayu. Saat di kantor telpon dia, tanyakan hal-hal kecil. dan sering2nya memeluk pasangan untuk mengingatkan bahwa ada wanita yang Allah titipkan untuk kita jaga.

Ini hanyalah sebagian kecil dari solusi untuk menjaga rumah tangga. Intinya adalah pasanganmu adalah partnermu yang engkau pilih untuk menjalani jalan menuju Syurga Allah, maka jaga dan muliakanlah dia. Ar-Rabi‘ berkata: “Para istri adalah tempat berbaring kalian dan kalian adalah selimut bagi mereka.” Mujahid mengatakan: “Istri adalah tempat ketenangan bagi kalian yakni sebagian kalian menjadi ketenangan bagi yang lain.” (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur`an, 2/211-212).

Wallahu'alam..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar