Urgensi dan Kewajiban Berdakwah
By: Rudifillah el Karo
Ikhwani fillah rahimakumullah.
Ada
fenomena yang buruk yang menghinggapi para aktivis dakwah kita saat ini.
Fenomena itu adalah melemahnya semangat dakwah di berbagai lini dakwah. Bahkan
banyak sekali mereka yang mengatakan dirinya aktivis dakwah, salesnya Allah dan
penjuang kebangkitan islam, ketika diamanahkan suatu pekerjaan dakwah mereka
berat menunaikannya.
Hal ini sebenarnya sudah terjadi bahkan sejak jaman Rasulullah masih hidup. Suatu hari ada sesuatu yang aneh dirasakan Ka’ab bin Malik. Entah kenapa, sahabat yang begitu dekat dengan Rasul ini merasa enggan untuk segera berangkat bersama yang lain menuju Tabuk. Padahal, hampir tak seorang pun yang luput dari perang besar ini. Semuanya siap ikut. Paling tidak, memberikan sumbangan yang mereka ada. Ada apa dengan Ka’ab? Selama ini, hampir tak satu pun peluang jihad disia-siakan Ka’ab. Tapi di Tabuk ini, ia merasa kalau ladang gandumnya yang sedikit lagi panen benar-benar menyibukkannya. Ah, nanti saja. Nanti saja, akan saya kejar rombongan Rasul itu. Nanti, dan nanti. Akhirnya, Ka’ab benar-benar tertinggal hingga peperangan yang memakan waktu sekitar satu setengah bulan itu berakhir. Mungkin, bukan cuma Ka’ab yang sempat merasakan keanehan itu. Kita pun secara sedar atau tidak, pernah merasa ada sesuatu yang mengganjal. Semangat untuk aktif tiba-tiba mengendur. Dan keasyikan pun muncul saat diri cuma sebagai penonton. Sehingga dia lalai dari kewajibannya untuk berdakwah.
Hal ini sebenarnya sudah terjadi bahkan sejak jaman Rasulullah masih hidup. Suatu hari ada sesuatu yang aneh dirasakan Ka’ab bin Malik. Entah kenapa, sahabat yang begitu dekat dengan Rasul ini merasa enggan untuk segera berangkat bersama yang lain menuju Tabuk. Padahal, hampir tak seorang pun yang luput dari perang besar ini. Semuanya siap ikut. Paling tidak, memberikan sumbangan yang mereka ada. Ada apa dengan Ka’ab? Selama ini, hampir tak satu pun peluang jihad disia-siakan Ka’ab. Tapi di Tabuk ini, ia merasa kalau ladang gandumnya yang sedikit lagi panen benar-benar menyibukkannya. Ah, nanti saja. Nanti saja, akan saya kejar rombongan Rasul itu. Nanti, dan nanti. Akhirnya, Ka’ab benar-benar tertinggal hingga peperangan yang memakan waktu sekitar satu setengah bulan itu berakhir. Mungkin, bukan cuma Ka’ab yang sempat merasakan keanehan itu. Kita pun secara sedar atau tidak, pernah merasa ada sesuatu yang mengganjal. Semangat untuk aktif tiba-tiba mengendur. Dan keasyikan pun muncul saat diri cuma sebagai penonton. Sehingga dia lalai dari kewajibannya untuk berdakwah.
Ikhwafillah
rahimakumullah, ada baiknnya jika kita ingatkan diri kita lagi mengenai apa itu
dakwah. Mari kita mulai dari penjelasan mengenai dakwah itu sendiri.
Secara bahasa, dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja “da’a yad’u “ yang
artinya “panggilan”, “seruan” atau “ajakan”. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa berdakwah adalah aktivitas menyeru manusia
kepada Allah SWT dengan hikmahdan
pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah
yang kita dakwahi beriman kepada Allah SWT
dan mengingkari thagut (semua yang di abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
dan mengingkari thagut (semua yang di abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Orang yang berdakwah disebut da'i (juru dakwah), sedangkan obyek dakwah disebut mad’u. Setiap
dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.
Saudaraku semua yg kucintai
karena Allah....
Bagaimanakah Al Quran
menjelaskan tentang dakwah?
✨Dalil Kewajiban Dakwah Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk
mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim ataupun Non Muslim.
Ketentuan semacam ini didasarkan pada firman Allah swt :
“Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang
yang beruntung” (Al-Imran :104)
yang beruntung” (Al-Imran :104)
Dalam
tafsirnya ibnu katsir menjelaskan bahwa mereka yang terbaik dari ummat islam
itu adalah mereka-mereka yang berjuang dan berjalan diatas dakwah dan
mengabdikan harta dan tenaganya untuk Allah.
✨Dalil yg lain:
“Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik” (Al-Imran : 110)
✨” Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang
baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk ” (An-Nahl : 125) .
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk ” (An-Nahl : 125) .
✨” Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku
termasuk orang- orang yang menyerah diri?” (Fushishilat : 33).
✨Dalam Hadits Rasulullah Saw
disebutkan:
ﻋَﻦْ
ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻋَﻤْﺮٍﻭ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨِّﻲ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔً
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda “Sampaikanlah
dariku walaupun satu ayat.” [HR.
Bukhari]
“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika
dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]
dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]
Ikhwanifillah rahimakumullah,
Riwayat-riwayat di atas
merupakan dalil yang shahih mengenai kewajiban
dakwah atas setiap Mukmin dan Muslim. Bahkan, Allah swt mengancam siapa saja yang meninggalkan dakwah Islam, atau
berdiam diri terhadap "kemaksiatan" dengan
“tidak terkabulnya doa”. Bahkan, jika di dalam suatu
masyarakat, tidak lagi ada orang yang
mencegah kemungkaran, niscaya Allah akan mengadzab semua orang yang ada di masyarakat tersebut, baik ia ikut
berbuat maksiat maupun tidak. Kenyataan ini menunjukkan dengan
sangat jelas, bahwa hukum dakwah adalah
wajib, bukan sunnah. Sebab, tuntutan untuk mengerjakan yang terkandung di dalam nash-nash yang berbicara tentang dakwah datang dalam bentuk pasti.
wajib, bukan sunnah. Sebab, tuntutan untuk mengerjakan yang terkandung di dalam nash-nash yang berbicara tentang dakwah datang dalam bentuk pasti.
Cukuplah
kita sudah melihat begitu banyak bencana yang menimpa negara kita. Banjir,
gunung meletus, tanah longsor, bahkan mungkin hadirnya pemimpin yang jahil
merupakan bentuk adzab dari Allah karena masyarakat kita yang begitu jauh
tersesat dan para aktivis dakwah enggan bergerak.
Indikasi yang menunjukkan bahwa tuntutan dakwah bersifat pasti adalah, adanya
siksa bagi siapa saja yang meninggalkan dakwah. Ini menunjukkan, bahwa hukum
dakwah adalah WAJIB.
Saudaraku semua,
Urgensi Dakwah
Pada dasarnya urgensi dakwah bagi kehidupan manusia telah digambarkan oleh Rasulullah saw
dengan sangat indah (perumpamaan dlm hadits ini sudah sangat terkenal) di dalam sebuah haditsnya :
“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Lalu mereka berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang- orang yang berada di atas kami’. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan,maka akan selamatlah semuanya”. (HR. Bukhari)
Kesimpulannya, Allah swt telah memerintahkan
kepada umat Islam agar membentuk kelompok yang
tugasnya dakwah kepada Islam, dan amar ma’ruf nahi ‘anil mungkar.
Oleh karena itu seorang Muslim wajib mengemban dakwah Islam sesuai
dengan batas-batas yang telah ditetapkan oleh syariat.
Hari
ini Allah amanahkan antm di dalam wadah dakwah ini. Maka genggam erat amanah
ini, jangan lepaskan lagi. Karena bisa jadi ketika sedikit saja antm lalai
menjaganya. Allah alihkan amanah ini ke orang laing yang Allah anggap lebih
layak untuk memperoleh syurganya.
Mudah-mudahan
wadah dakwah ini bisa menjadi wasilah untuk mencegah hadirnya bencana di negara
ini, juga menjadi jalan agar kelak Allah pertemukan kita di syurgaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar