Rabu, 20 Mei 2015

Urgensi dan Kewajiban Berdakwah

Urgensi dan Kewajiban Berdakwah
By: Rudifillah el Karo






Ikhwani fillah rahimakumullah.
Ada fenomena yang buruk yang menghinggapi para aktivis dakwah kita saat ini. Fenomena itu adalah melemahnya semangat dakwah di berbagai lini dakwah. Bahkan banyak sekali mereka yang mengatakan dirinya aktivis dakwah, salesnya Allah dan penjuang kebangkitan islam, ketika diamanahkan suatu pekerjaan dakwah mereka berat menunaikannya.


Hal ini sebenarnya sudah terjadi bahkan sejak jaman Rasulullah masih hidup. Suatu hari a
da sesuatu yang aneh dirasakan Ka’ab bin Malik. Entah kenapa, sahabat yang begitu dekat dengan Rasul ini merasa enggan untuk segera berangkat bersama yang lain menuju Tabuk. Padahal, hampir tak seorang pun yang luput dari perang besar ini. Semuanya siap ikut. Paling tidak, memberikan sumbangan yang mereka ada. Ada apa dengan Ka’ab? Selama ini, hampir tak satu pun peluang jihad disia-siakan Ka’ab. Tapi di Tabuk ini, ia merasa kalau ladang gandumnya yang sedikit lagi panen benar-benar menyibukkannya. Ah, nanti saja. Nanti saja, akan saya kejar rombongan Rasul itu. Nanti, dan nanti. Akhirnya, Ka’ab benar-benar tertinggal hingga peperangan yang memakan waktu sekitar satu setengah bulan itu berakhir. Mungkin, bukan cuma Ka’ab yang sempat merasakan keanehan itu. Kita pun secara sedar atau tidak, pernah merasa ada sesuatu yang mengganjal. Semangat untuk aktif tiba-tiba mengendur. Dan keasyikan pun muncul saat diri cuma sebagai penonton. Sehingga dia lalai dari kewajibannya untuk berdakwah.
Ikhwafillah rahimakumullah, ada baiknnya jika kita ingatkan diri kita lagi mengenai apa itu dakwah. Mari kita mulai dari penjelasan mengenai dakwah itu sendiri.
Secara bahasa, dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja “da’a yad’u “ yang artinya “panggilan”, “seruan” atau “ajakan”. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berdakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah SWT dengan hikmahdan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah yang kita dakwahi beriman kepada Allah SWT
dan mengingkari thagut
(semua yang di abdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Orang yang berdakwah disebut da'i (juru dakwah), sedangkan obyek dakwah disebut mad’u. Setiap dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.
Saudaraku semua yg kucintai karena Allah....
Bagaimanakah Al Quran menjelaskan tentang dakwah? 
✨Dalil Kewajiban Dakwah Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim ataupun Non Muslim.
Ketentuan semacam ini didasarkan pada firman Allah swt :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang
yang beruntung” (Al-Imran :104)
Dalam tafsirnya ibnu katsir menjelaskan bahwa mereka yang terbaik dari ummat islam itu adalah mereka-mereka yang berjuang dan berjalan diatas dakwah dan mengabdikan harta dan tenaganya untuk Allah.
✨Dalil yg lain:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang- orang yang fasik” (Al-Imran : 110)
✨” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang- orang yang mendapat petunjuk ” (An-Nahl : 125) .
✨” Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang- orang yang menyerah diri?” (Fushishilat : 33).
✨Dalam Hadits Rasulullah Saw disebutkan:
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﻋَﻤْﺮٍﻭ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻠِّﻐُﻮﺍ ﻋَﻨِّﻲ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔً

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” [HR. Bukhari]
“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika
dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya;
dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” [HR. Muslim]
Ikhwanifillah rahimakumullah,
Riwayat-riwayat di atas merupakan dalil yang shahih mengenai kewajiban dakwah atas setiap Mukmin dan Muslim. Bahkan, Allah swt mengancam siapa saja yang meninggalkan dakwah Islam, atau berdiam diri terhadap "kemaksiatan" dengan “tidak terkabulnya doa”. Bahkan, jika di dalam suatu masyarakat, tidak lagi ada orang yang mencegah kemungkaran, niscaya Allah akan mengadzab semua orang yang ada di masyarakat tersebut, baik ia ikut berbuat maksiat maupun tidak. Kenyataan ini menunjukkan dengan sangat jelas, bahwa hukum dakwah adalah
wajib, bukan sunnah. Sebab, tuntutan untuk mengerjakan yang
terkandung di dalam nash-nash yang berbicara tentang dakwah datang dalam bentuk pasti.
Cukuplah kita sudah melihat begitu banyak bencana yang menimpa negara kita. Banjir, gunung meletus, tanah longsor, bahkan mungkin hadirnya pemimpin yang jahil merupakan bentuk adzab dari Allah karena masyarakat kita yang begitu jauh tersesat dan para aktivis dakwah enggan bergerak.
Indikasi yang menunjukkan bahwa tuntutan dakwah bersifat pasti adalah, adanya siksa bagi siapa saja yang meninggalkan dakwah. Ini menunjukkan, bahwa hukum dakwah adalah WAJIB.
Saudaraku semua,
Urgensi Dakwah
Pada dasarnya urgensi dakwah bagi kehidupan manusia telah digambarkan oleh Rasulullah saw dengan sangat indah (perumpamaan dlm hadits ini sudah sangat terkenal) di dalam sebuah haditsnya :

“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya adalah
seperti kaum yang menumpang kapal. Sebagian dari mereka berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah. Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atasnya. Lalu mereka berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu kami tidak akan menyakiti orang- orang yang berada di atas kami’. Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal mereka tidak menghendaki), akan binasalah seluruhnya. Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan,maka akan selamatlah semuanya”. (HR. Bukhari)

Kesimpulannya, Allah swt telah memerintahkan kepada umat Islam agar membentuk kelompok yang tugasnya dakwah kepada Islam, dan amar ma’ruf nahi ‘anil mungkar.
Oleh karena itu seorang Muslim wajib mengemban dakwah Islam sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan oleh syariat.
Hari ini Allah amanahkan antm di dalam wadah dakwah ini. Maka genggam erat amanah ini, jangan lepaskan lagi. Karena bisa jadi ketika sedikit saja antm lalai menjaganya. Allah alihkan amanah ini ke orang laing yang Allah anggap lebih layak untuk memperoleh syurganya.

Mudah-mudahan wadah dakwah ini bisa menjadi wasilah untuk mencegah hadirnya bencana di negara ini, juga menjadi jalan agar kelak Allah pertemukan kita di syurgaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar