Aku inginkan wanita yang terbaik dan sempurna!!. Mungkin
itulah yang ada dibenak sebagian laki-laki yang sedang mencari pendamping
hidupnya. Kita semua sadar bahwa menikah itu bukan prosesi biasa, tetapi
menikah itu adalah awal dari fase kehidupan kita yang baru. Menikah adalah
peristiwa sakral yang akan menentukan kemana kita akan menapakkan langkah kita
selanjutnya. Menikah adalah awal membangun peradaban dan pendamping hidup
adalah partner kita untuk membangunnya.
Disetiap benak dan ruang khayal laki-laki pasti punya
gambaran tersendiri mengenai ciri dari seorang wanita sempurna. Ada yang
menggambarkannya dengan sosok yg rupawan bak bidadari, suaranya yg lembut dan
bersahaja. Ada yang menggambarkan dengan kecerdasan intelektual tinggi dan
sikap yang kritis. Ada pula yang menggambarkannya sosok wanita yang soleha,
gemar ibadah, dari keturunan orang baik-baik dsb.
Terkadang karena terjebak dalam standart Wanita sempurna
dalam fikiran kita, akhirya seorang pria malah menjadi sulit menentukan
keputusan. Apakah dia yang terbaik ataukah masih ada yang lebih baik lagi. Ini semua
disebabkan karena Standart yang sudah terpatri di fikiran masing-masing.
Mari kita belajar dari kisah Khalil Gibran. Suatu ketika
bliau pernah menemui Gurunya, lalu bertanya. “Wahai Guru, Bagaimana caranya
supaya kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup kita?”
Sang guru menjawab “Berjalanlah lurus ditaman Bungan, lalu
petiklah bunga yang paling indah, tapi jangan pernah kembali ke belakang”.
Setelah berjalan sampai ke ujung taman Khalil Gibran kembali
dengan tangan kosong. Lalu sang guru bertanya “Mengapa kamu tidak mendapakan
satu bunga pun?”
Gibran Menjawab, “Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya
tapi tidak kupetik, karena kupikir didepan sana mungkin ada yang lebih baik
lagi. Setelah sampai di ujung aku sadar kalau itu adalah bunga yang paling
indah, namun aku tidak bisa kembali”.
Nah, para lelaki justru terkadang terjebak dalam proses
pencariannya, berharap akan mendapatkan wanita lebih baik lagi dari yang dia
temukan sekarang, tanpa sadar hari semakin senja dan dia ada di ujung jalan.
Akhirnya dia memilih seseorang hanya agar dia punya pendamping. Yang notabene
bukan yang terbaik, karena yang terbaik telah ia tolak.
Bisa jadi orang yang ada disekitar kita sekarang, orang yang
pernah ditawarkan atau hendak di ta’arufkan dengan kita sebenarnya akan menjadi
wanita terbaik yang akan kita temukan. Peyesalan akhirnya akan datang terlambat,
membawa segudang angan-angan dan kalimat “Seadainya..”.
Untukmu para lelaki jangan terlalu memilih, sandarkanlah
standartmu pada Sunnah Rasulullah, yaitu mereka yang terbaik agamanya, karena
merekalah yang akan membawa anak-anakmu masuk ke syurgaNya. Justru mereka yang
canti dan Kaya namun miskin agama akan membawamu menyeretmu jauh ke jurang
Neraka.
”Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya,
karena kecantikannya, karena nasabnya, karena agamanya. Maka pilihlah alasan
menikahinya karena agamanya. Kalau tidak maka rugilah engkau”
== Rudyfillah El Karo==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar