Rabu, 15 Oktober 2014

Bercermin dari Kisah Meletusnya Sinabung dalam perspektif Islam,..




Beberapa hari ini kita kembali disodorkan duka di Negeri ini, tentang Musibah yg kembali berkunjung yaitu meletusnya Kembali Gunung Sinabung.

Melihat letusannya yg begitu dahsyat, Bahkan batang letusannya mancapai 7 km kearah langit, awan panas bersuhu 700 'C  yg meluncur dengan kecepatan 120 km/jam mencapai permukiman warga. Lava yg membuncah ke langit. Bahkan saat "diam" pun tetap mengeluarkan lahar 7 M3/detik. Debu yg begerak jauh sampai kota Medan
Melihat itu semua bulu merinding, khawatir bercampur takut akan dahsyatnya bencana ini.

Namun sadar atau tidak, letusan ini bagaikan setitik tinta dilautan dibandingkan kedahsyatan Peristiwa Kiamat, yg pasti Hadir di hadapan kita.
Kedahsyatan ini Allah lukiskan dalam satu Surah yg diawali Pertanyaan:
"Kiamat, Apakah hari kiamat itu?, Tahukah kamu apa hari kiamat itu?" (Al Qari'ah : 1-3).

Allah awali dgn pertanyaan menunjukkan bahwa manusia tidak akan pernah bisa membayangkan atau melukiskan dahsyatnya kiamat itu. Ini adalah perkara yg membingungkan akal manusia, sehingga Allah menegaskan dgn 2 pertanyaan.

Lalu Allah kembali menegaskan kekerdilan manusia di Hari itu, bahkan gunung sekalipun yg kita anggap dahsyat, Allah tunjukkan kekerdilan gunung itu.

"Pada saat itu manusia berterbangan bak anai-anai, dan Gunung sepeti Bulu yg dihamburkan" (Al Qari'ah : 4-5).

Jika manusia bak anai-anai dan gunung bak Bulu. Maka dimanakah letak kesombongan? Yg kita aggungkan seolah bumi bagai dalam genggaman??

Dimanakah letak kekuasaan, Jabatan dan Wewenang??
Sungguh saat itu semua yg kita genggam hari ini tak berguna, yg ada hanyalah kekerdilan dihadapan sang Illahi.

Marilah kembali bercermin, jika Sinabung yg kita anggap dahsyat hanya bak bulu, maka apalagi yg kita sombong dan banggakan? Amalan yg secuil dan sedekah yg sedikit??!
Jadikan bencana ini sebagai pelajaran betapa kecilnya kita dihadapan Allah..

Wallahu'alam bi showab..

--Rudyfillah El Karo--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar