Rabu, 16 Desember 2015

Tanya Jawab Syariah Rumah Dakwah Indonesia ke 28


Rekap Tanya Jawab Syar'iah-TJS(28)
     ® Rumah Dakwah Indonesia 



Pertanyaan Grup 01
mohon masukannya...saya lg hamil 2 bln. anak saya yg pertama msh 1 thn. jd gmn dgn ASI nya??? dlm fiqh wanita ada gak pembahasan nya.

Jawab
👉 Masa ideal menyusui memang dua tahun bunda. Namun jika ternyata di tengah jalan ada kondisi yg tdk memungkinkan kita mwnyempurnakan masa penyusuan selama dua tahun, seperti kondisi kesehatan yg tdk memungkinkan, atau hamil,maka seorang ibu boleh menyelesaikan pemberian asinya pada kondisi tsb.tapi dengan memberikan asupan makanan/gizi lain thdp bayinya.

©Ustazah.Hayati

Pertanyaan Grup 03
Apakah blh seorang ank laki2 yg udh usia >17thn tdr dan bermanja2 dgn ibunya.bagaimana syariat islamnya?

Jawab
Ana yg sdh mumayyiz blm baligh sdh harus pisah tiidur dari ortunya...
Kecuali ada kondisi2 tertentu spt sakit

©Ustd.Muslim

Pertanyan Grup 03
Nabi pernah menziarahi makam ibu beliau. Lalu beliau menangis. Tangisan beliau tersebut membuat menangis orang-orang disekitarnya. Lalu beliau bersabda : “Aku meminta izin kepada Rabb-ku untuk memintakan ampunan untuk ibuku. Tapi Dia tidak mengizinkannya. Dan aku meminta izin untuk menziarahi makam ibuku, maka Dia mengizinkannya. Maka berziarahlah kalian karena ziarah tersebut dapat mengingatkan kalian kepada kematian.”
[HR Muslim]
[Sy mau tanya ttg hadits ini, shohihkah? Apa kandungan hadits ini? Jzklh ust..

Jawab
Hadis di atas mnurut imam alalbani adalah hadis shahih sebagaimana pendapat imam az zahabi. Tapi hadis ini tdk diriwayatkan/ditakhrij oleh satupun dari imam2 pemilik kitab as sittah(bukhari,muslim,ibn majah dst).
Riwayat ini bertentangan dengan riwayat hadis sahih lainnya ttg permintaan Rasulullah agar Allah mengampunkan kedua orangtuanya.

Kesimpulannya, hadis yg  sahih dan lebih kuat adalah hadis yg menyatakan bahwasanya Rasulullah diperkenankan Allah untuk memintakan ampun kepada Allah untuk kedua orangtuanya. Meskipun banyak riwayat menyatakan bahwa ibu nabi Muhammad meninggal dalam keadaan mentauhidkan Allah.sebagaimana termaktub dalam buku dalail an nubuwwah.
Wallahu a'lam.

©Ustazdah.Hayati

Tambahan...
Ayah ibu dan kakek rasul termasuk ahli fatrah....
Mrk hidup di masa kekosongan nabi... mrk mengikut ajaran nabi ibrahim dan ismail....

©Ustd.Muslim

Pertanyaan Grup 0⃣2⃣👳🏻
Tanya ust kekmana hukum poliandri?
Apa dibolehkan?

Jawab
Tidak boleh pastinya
Dalilnya dari alQuran

: وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا {الأحزاب: 36}.

Juga ijma' ulama islam mengharamkan poliandri krn :
Percampuran nasab./ keturunan

©Ustadzah Hayati

Pertanyaan Grup 0⃣1⃣ 🌷
Assalamu'alaikum , aku mau tanya.
Ada yg blg ucapan subhanaAllaah itu utk melihat yg jelek2, tp ada jg yg bagus2, lalu ucapan MasyaaAllaah jg sama. Sbnrnya yg benar itu yang mana ya kak?

Jawab
Ungkapan kalimah thayyibah "Subhanallah" sering tertukar dengan ungkapan "Masya Allah
Oleh: K. H. Muhammad Arifin Ilham

Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

Ucapan Masya Allah

Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)

“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).

Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah.
Wallahu a’lam bish-shawabi.

® Rumah Dakwah Indonesia 🎋🇮🇩


   Muwajjih Rumah Dakwah Indonesia
  Tim P n K 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar